Berita > Artikel

Pengaruh Pergantian Atlet Pelatnas AG 2006 (Bagian I)

Selasa, 14 November 2006 21:23:10
2368 klik
Oleh : admin
Kirim ke teman   Versi Cetak

Kurang dari sebulan akan berlaga di Asian Games 2006, Doha, Qatar, 1-15 Desember, pelatnas AG Indonesia masih melakukan pergantian atlet. Hal itu terjadi di cabang-cabang utama yang punya misi meraih medali emas, yakni bulutangkis dan karate serta tenis.

Seberapa jauh pengaruhnya akibat pergantian itu? Berikut pandangan yang disampaikan Achmad Soetjipto, chef de mission kontingen Indonesia di AG 2006, kepada Dede Isharrudin dan Teguh Nurtanto.

---------

''Pergantian atlet di saat-saat akhir bukan menandakan ketidaksiapan kontingen. Ada faktor-faktor yang mendorong pergantian itu dan sudah pasti mempertimbangkan target sebagai tujuan utamanya.

Artinya segala masukan terhadap kondisi terakhir atlet kan berasal dari pelatihnya. Jadi, kami percaya bahwa mereka akan memberi masukan atau usulan yang terbaik. Toh keputusan itu pada akhirnya menjadi tanggung jawab KONI, direktur pelatnas, atau chef de mission, yang sudah mendengarkan penjelasan dari pelatih atau induk organsiasinya.

Prinsipnya, setiap pergantian pasti dilakukan dengan penuh ketelitian, pertimbangan yang rasional, dan sekaligus memberi kepercayaan kepada pelatih. Yang lebih penting, pergantian itu tidak akan memengaruhi apa pun, mengubah sasaran atau target kontingen.

Lagipula mereka atlet yang profesional dan punya wawasan yang luas sehingga ketika diganti mereka sadar itu keputusan yang harus diterima karena demi kebaikan bagi semua.

Butuh Dukungan

Sebenarnya dalam masa sebulan lagi kita mengharapkan dukungan total bagi seluruh awak pelatnas yang akan berjuang membawa nama Indonesia. Mereka sudah siap tempur demi Merah Putih dan nama bangsa.

Jadi kita harus mendorong spirit mereka supaya tidak kendor. Secara rata-rata skill sudah tercapai sesuai dengan standar mereka. Try out sebagai ajang pematangan sudah dilakukan. Jadi tinggal faktor moral dan fighting spirit yang mereka perlukan agar mampu bertanding dengan baik.

Meski terjadi pergantian, saya tak melihat kendala umum dalam tim. Kecuali kendala khusus, yakni bagaimana menjaga supaya atlet di cabang-cabang khas, seperti karate dan taekwondo, atau cabang lain, tidak cedera. Ini masa paling kritis karena tak ada lagi atlet cadangan.

Masalah kekompakan juga menjadi program kami dalam hal nonteknis. Bahwa kontingen AG merupakan sebuah tim nasional dan kita memiliki misi yang sama, maka menjelang keberangkatan kami akan meningkatkan kekompakan dan fighting spirit. Salah satunya, kami akan diterima Presiden Yudhoyono, 22 November.''

Sumber:bolanews.com

Berita Artikel Lainnya