Rizqy Ramadhani tak kuasa menutupi kesedihannya. Tertunduk lesu berjalan keluar lapangan usai menerima kekalahan. Ia pun akhirnya benar-benar tak bisa menahan tangisnya saat di luar lapangan. Ibunya pun mendekat dan merangkulnya memberi semangat.
Perjuangan Rizqy rasanya harus berakhirnya. Ia kalah di laga akhir babak turnamen Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018 yang berlangsung hari Senin (16/4) di GOR Hevindo, Balikpapan, Kalimantan Timur. Rizqy yang merupakan peserta asal Tanah Laut, Kalimantan Selatan ini harus menelan kekalahan dari Bryan Dave Limbowo peserta dari Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Melewati laga tiga game, Rizqy harus mengakui keunggulan Bryan dengan skor 21-17, 13-21 dan 14-21.
Namun, kesedihan Rizqy ternyata berbuah kebahagiaan saat dirinya dipanggil untuk menerima Super Tiket pilihan tim pencari bakat.
''Senang akhirnya bisa dapat super tiket lagi,'' ujar Rizqy singkat.
Ini merupakan kali ketiga Rizqy mengikuti Audisi Umum. Demi mengejar cita-citanya menjadi pebulutangkis papan atas dunia, Rizqy sudah meninggalkan rumah sejak usianya yang sangat belia.
''Dia memang ingin jadi pemain bulutangkis, jadi karena kami tinggal di Tanah Laut, di sana kurang banyak ada turnamen. Akhirnya kami mengirim dia untuk berlatih di Kudus saat dia masih berusia delapan tahu. Di Kudus turnamen lebih banyak, dan fasilitas latihan pun memang lebih baik disbanding di tempat kami,'' ujar sang ibu, Ana Asnawati.
Rizqy merupakan anak ketiga dari pasangan Ana dan Muhammad Rizal Effendi. Ia pun sukses melaju ke final Audisi Umum bersama sang adik, Nadia Pritasari yang sukses tak terkalahkan selama tahap turnamen.
''Kalau Nadia sempat sampai karantina tahun lalu, kalau Rizqy kalah di tahap kedua waktu di final Audisi Umum 2016 lalu. Semoga kali ini mereka bisa masuk,'' harap sang ibu yang harus menempuh perjalanan 12 jam dari Tanah Laut ke Balikpapan.
Sang ibu pun nampaknya sudah terbiasa tinggal jauh dari kedua buah hatinya.
''Awalnya memang susah, waktu itu seminggu di Kudus dia sempat minta pulang, tapi pelatihnya di sana bisa membuat dia nyaman dan akhirnya malah sekarang dia tidak mau pulang. Jadi saya yang ke Kudus. Mereka pun sudah sangat mandiri, kalau harus pulang sendiri, tidak saya jemput, paling saya jemput di bandara,'' tambahnya.
Sang ibu pun menuturkan bahwa bulutangkis menjadi pilihannya untuk mengarahkan sang anak ke arah yang lebih positif.
''Awalnya memang diarahkan untuk bulutangkis, biar mereka jauh dari hal-hal negatif. Tapi justru mereka malah memiliki keinginan untuk bisa jadi atlet bulutangkis, kami sebagai orang tua pasti mendukung, demi anak,'' lanjutnya.
Kini Rizqy bersama sang adik, Nadia akan kembali berlatih di klubnya di Kudus. Mereka akan mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menjalani laga final Audisi Umum yang akan digelar bulan September mendatang. (ri)