Bagi Villeesandy Menaken Bagin, perjalanannya ke Bangkok pekan lalu bukanlah yang pertama kalinya. Sebelumnya ia pernah menginjakkan kakinya bersama keluarga menikmati wisata di kota Seribu Pagoda.
Thailand, khususnya kota Bangkok merupakan salah satu tujuan wisata populer di dunia, termasuk wisatawan dari Indonesia. Ada banyak tempat wisata menarik di Bangkok seperti Royal Grand Palace, Wat Phra Kaew, Wat Arun, Wat Pho, Wat Hua Krabeu, Sungai Chao Phraya, Chocolate Ville, Vimanmek Teak Mansion, Bangkok Art & Culture Center, Museum of Counterfeit Goods, Sea Life Bangkok Ocean World, Dinosaurus Planet, Pasar Chatuchak, Khao San Road, dan masih banyak tempat lainnya.
Tapi bagi Villee, ayah Ailsie Elaina yang berusia 2 tahun, perjalanannya ke Bangkok kali ini bukanlah untuk berwisata. Beberapa tempat wisata di Bangkok telah pernah dikunjunginya. Kali ini kecintaannya dengan olahraga tepok bulu inilah yang membawanya ke Bangkok untuk menyaksikan atlet-atlet kebanggaannya bisa merebut kembali Piala Thomas yang terakhir dalam genggaman 16 tahun silam.
''Harapan keluar sebagai juara ada,'' cerita Villee sepulang dari Bangkok kepada Bulutangkis.com.
Tak seperti tim Uber Indonesia yang realistis menargetkan melangkah ke semifinal, tim Thomas Indonesia berpeluang untuk naik ke podium juara. Kekuatan dua tahun lalu yang berhasil tampil di final melawan Denmark masih menjadi skuad utama tim Thomas Indonesia, khususnya di tunggal, sementara di ganda Kevin Sanjaya Sukamuljo/ Marcus Fernaldi Gideon telah menjadi ganda utama Indonesia. Peluang Indonesia kali ini sesungguhnya terbuka.
Ini menjadi keputusan Villee untuk ''terbang'' ke Bangkok memberikan dukungan ke atlet-atlet kebanggaannya berlaga di Impact Arena Bangkok. Penerbangan hemat Airasia menjadi pilihan Villee untuk terbang ke Bangkok. Sejumlah Rp 1.700.000 pun dirogoh dari kocek untuk membeli tiket Airasia pulang pergi. Sedangkan biaya menginap di TC Green Condo Bangkok, Villee merogoh koceknya sebesar Rp. 1.650.000 untuk empat hari tiga malam.
Partai perempat final, 24 Mei, saat Indonesia membantai Malaysia 3-1, Villee telah bersama pendukung Indonesia lainnya di Impact Arena.
Villee tak sendiri, ia bersama teman sekolahnya di masa kecil Somphan dari Laos menyaksikan ajang perebutan Thomas dan Uber. Ajang perebutan Piala Thomas dan Uber kali ini merupakan kesempatan untuk reunian.
''Somphan teman esdeku saat bersekolah di Selandia Baru,'' ujar Villee yang bermarga Sembiring. ''Kami sama-sama senang bulutangkis, waktu di Selandia Baru semasa kecil main bareng,'' tambah Villee.
''Ini pengalaman pertama khusus ke luar negeri nonton bulutangkis. Penasaran aja dengar cerita gimana orang-orang yang memang secara khusus pergi untuk nonton,'' ungkap Villee yang kini tengah menanti keluarnya sertifikat kepelatihan dari PBSI.
Sukses mengalahkan Malaysia di perempat final, Impact Arena banyak dipenuhi penonton Indonesia saat partai semifinal berlangsung. Biaya penerbangan yang hemat menjadi salah satu daya tarik para penggemar bulutangkis di Tanah Air untuk tak segan merogoh kocek buat terbang ke Bangkok. Kerinduan merebut kembali Piala Thomas adalah sesuatu yang sudah ditunggu-tunggu.
''Waktu semifinal banyakan suporter Indonesia dibanding China. Aku banyak ketemu penonton Indonesia dari Jakarta dan Medan. Kalau masuk final aku yakin setengah stadion orang Indonesia,'' cerita Villee.
''Sayang kita kalah, kecewa juga. Kalau lihat penampilan Indonesia, jiwa fighter dan mental juaranya masih kurang, khususnya pemain single tidak ada,'' ujar Villee.
Kekecewaan Villee sedikit terobati dengan keramahan dan kehangatan pemain-pemain Indonesia yang dijumpainya di Impact Arena ataupun di Hotel Novotel tempat menginap atlet-atlet Indonesia. Villee pun berkesempatan berburu foto dengan atlet-atlet skuad Thomas dan Uber Indonesia.
''Kalau aku pribadi terobati dengan keramahan atlet kita pada saat aku ke hotel mereka menginap. Untung saja mereka mau foto bersama dan diminta tanda tangan. Kalau mereka bersikap dingin, kecewanya dobel,'' ungkap Villee tersenyum.
Kesempatan berburu foto atlet-atlet tak hanya dilakukan Villee di Bangkok, tapi para penonton asal Bangkok juga melakukan hal yang sama.
''Mereka pada minta tolong saya nodong atlet kita untuk foto bersama dan minta tanda tangan. Kevin dan Marcus yang paling banyak dicari. Mereka sampai lama menunggu di lobby hotel untuk bisa berfoto dengan Kevin dan Marcus,'' sebut Villee.
Villee dalam waktu dekat merencanakan melanjutkan sekolahnya mengambil pasca sarjana di Negeri Kiwi tempat sekolahnya di masa kecil. Sambil sekolah, nantinya Villee akan menjadi pelatih bulutangkis disana dengan bekal kepelatihan yang diikutinya di PBSI Pengprov Jawa Barat akhir tahun lalu.
''Saya sudah mengikuti training kepelatihan dari PBSI Jabar, moga bisa dapat sertifikatnya buat modal melatih sambil kuliah,'' sebut Villee yang berharap Ailsie putrinya bisa dididiknya menjadi atlet bulutangkis kelas dunia.
Kecintaan bulutangkis selalu membawa cerita-cerita yang menarik, sama seperti yang dilakoni Villee, pria kelahiran Bogor, 29 tahun lalu. (fk)