Berita > Berita

Daihatsu Indonesia Masters 2019, Laga Perpisahan Tontowi/Liliyana

Selasa, 27 November 2018 15:55:59
1896 klik
Oleh : admin
Kirim ke teman   Versi Cetak



Akhirnya laga perpisahan Tontowi Ahmad/ Liliyana Natsir terjadi juga di awal tahun pada ajang Daihatsu Indonesia Masters 2019. Turnamen seri HSBC BWF World Tour Super 500 yang akan dilangsungkan di Istora Senayan, Jakarta, 22-27 Januari 2019 akan menjadi laga perpisahan pasangan peraih medali emas Olimpiade Rio 2016.

Awalnya, rencana gantung raket Liliyana usai Asian Games 2018, namun ia masih bermain di empat turnamen sesudahnya. Victor China Open 2018, Danisa Denmark Open 2018, Yonex French Open 2018 dan terakhir Fuzhou Cina Open 2018 yang diperkirakan menjadi turnamen perpisahannya.

Liliyana yang sudah jauh-jauh hari mengumumkan rencananya untuk gantung raket ternyata masih harus turun berlaga. Rupanya, Richard Mainaky sang pelatih telah menyiapkan program untuk anak didiknya tersebut hingga Februari 2019. Sedangkan Tontowi masih akan melanjutkan kiprahnya di panggung bulutangkis.

"Tadinya tidak kepikir akan main di Indonesia Masters sebagai turnamen terakhir, tapi setelah diskusi dengan pelatih dan tim PBSI, akhirnya memang diputuskan saya akan tampil dengan Owi untuk terakhir kali di Istora," ujar Liliyana seperti kami lansir di situs resmi PBSI, Badmintonindonesia.org.

Turnamen Daihatsu Indonesia Masters 2019 bakal menjadi momen tak terlupakan bagi Tontowi/ Liliyana di penghujung karier mereka sebagai pasangan, terutama Liliyana yang akan pensiun. Hal ini juga menjadi kesempatan untuk para pecinta bulutangkis melihat pasangan ganda campuran peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 ini melakoni laga terakhir di turnamen resmi. Tentunya momen spesial penuh kejutan ini sangat sayang untuk dilewatkan.

"Harapannya tetap mau memberikan yang terbaik di penutup karier saya, apalagi main di hadapan publik sendiri. Tapi saat ini kan persaingannya sudah ketat, ditambah pemain-pemain muda banyak yang bagus-bagus," tambah Liliyana.

Pensiun dari bulutangkis, Butet, sapaan akrab pebulutangkis kelahiran Manado, Sulawesi Utara, 9 September 1985, telah menyiapkan sejumlah aktivitas. Butet akan lebih konsen pada bisnis yang sudah dirintisnya.

''Ada beberapa usaha yang akan saya jalani, yaitu usaha pijat refleksi atau massage dan juga properti," ungkap juara All England tiga kali ini (2012, 2013 dan 2014) dalam satu kesempatan wawancara di Kudus.

Karir Butet memang kinclong, sukses merebut 3 gelar juara dunia dengan dua pasangan yang berbeda. Bersama Nova Widianto, Butet menyabet juara dunia pada tahun 2005 dan 2007. Kembali naik ke podium juara dunia bersama Tontowi di tahun 2013. (*)

Berita Berita Lainnya