Information / Klub Bulutangkis
Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2019
Tak mengenal kata berhenti, Djarum Foundation, kembali menyelenggarakan Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2019, demi menjaring bibit-bibit pebulutangkis muda bermental juara. Ada lima kota yang disinggahi untuk menyeleksi bibit-bibit muda pebulutangkis Indonesia masa depan. Kelima kota adalah Bandung, Purwokerto, Surabaya, Solo Raya dan Kudus.
Fokus seleksi ajan difokuskan pada dua kelompok usia yakni U-11 (di bawah usia 11 tahun) dan U-13 (di bawah usia 13 tahun) baik putra dan putri. Bibit-bibit muda ini diasah kemampuannya menjadi calon juara bulutangkis Indonesia bersama PB Djarum.
Yoppy Rosimin, Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, mengungkapkan bahwa rangkaian Audisi Umum yang diadakan setiap tahun ini merupakan upaya regenerasi atlet bulutangkis Indonesia. Langkah tersebut harus senantiasa dilakukan demi menghasilkan juara dunia masa depan serta meningkatkan prestasi Indonesia di panggung bulutangkis dunia.
“Melalui penyelenggaraan Audisi Umum ini, Djarum Foundation ingin memastikan bahwa nyala api prestasi bulutangkis Indonesia tetap terjaga dan semakin meningkat di level dunia. Kami berharap, tahun ini bisa menemukan lebih banyak bakat super istimewa yang memiliki semangat serta daya juang tinggi untuk menjadi juara dunia dan kelak mengharumkan nama bangsa,” ujar Yoppy.
Pelaksanaan Audisi Umum 2019 terlihat berbeda dimana tahun ini rangkaian seleksi difokuskan di lima kota di Pulau Jawa. Sedangkan pada Audisi Umum 2018, pencarian bakat pebulutangkis muda digelar di delapan kota yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, Jawa hingga Sulawesi.
“Pemilihan dan juga jumlah kota ini juga tak lepas dari perkembangan serta evaluasi dari Audisi Umum di tahun-tahun sebelumnya. Ada kondisi tertentu yang membuat kami memutuskan dari delapan kota menjadi lima kota di tahun ini. Namun, kami juga tetap mengundang orangtua dan para pelatih dari luar Pulau Jawa untuk datang ke lima kota tersebut dan membawa atlet binaan mereka mengikuti proses seleksi ini,” Yoppy mengungkapkan.
Hal lain yang menjadi pembeda pada Audisi Umum 2019 ialah dengan kembalinya format seleksi memakai dua kelompok usia yakni U11 dan U13 seperti pada Audisi Umum tahun 2017. Sementara, pada tahun 2018, Audisi Umum menggunakan format tiga kelompok usia yakni U11, U13 dan U15 baik putra dan putri.
Manajer Tim PB Djarum, Fung Permadi menjelaskan, format dua kelompok usia yakni U11 dan U13 pada Audisi Umum 2019 dimaksudkan agar para pelatih di PB Djarum bisa sedini mungkin mengasah bakat yang dimiliki para atlet muda. Hal ini juga untuk menjawab langkah dari PBSI yang membuka kesempatan kepada atlet berusia lebih muda untuk bergabung dalam Pelatnas.
“Sehingga dengan dua format usia ini, kami bisa mengasah mereka dari usia dini yang nantinya bisa semakin matang ketika mereka akan masuk ke Pelatnas. Hal ini penting karena persaingan di Pelatnas sangat ketat dan kami ingin ketika atlet-atlet PB Djarum masuk Pelatnas mereka sudah memiliki daya saing tinggi dan bermental juara saat membela Indonesia di masa mendatang,” Fung Permadi menjelaskan.
Demi mendapatkan bibit bermental juara tersebut, PB Djarum akan menerjunkan Tim Pencari Bakat yang dikomandoi oleh peraih dua gelar Juara Dunia BWF, Christian Hadinata. Adapun Tim Pencari Bakat akan dihuni oleh para dari legenda dan pelatih PB Djarum yaitu Sigit Budiarto, Antonius Budi Ariantho, Lius Pongoh, Yuni Kartika, Maria Kristin, Luluk Hadiyanto, Hariyanto Arbi, Eddy Hartono, Engga Setiawan, Sulaiman, Ferry, dan Roy Djojo Effendy. Komposisi legenda dan pelatih ini diyakini akan memberikan sinergi dalam menjaring bibit-bibit pebulutangkis yang lebih berkualitas.
Tim Pencari Bakat tersebut diberi tugas untuk memantau atlet-atlet muda dengan bakat istimewa baik dari segi teknik, skill hingga postur tubuh.
“Untuk fisik, tahun ini kami akan mencari pemain yang gesit, itu poin utama. Tapi, bila ada pemain yang memiliki bakat istimewa lainnya, kami juga membuka pintu untuk bergabung dan berlatih sebagai atlet PB Djarum,” urai Fung.
Setelah lolos Audisi Umum dan bergabung dengan PB Djarum, para atlet muda dimasukkan ke asrama PB Djarum di Kudus. Di tempat itulah, mereka akan dibentuk sebagai atlet bulutangkis profesional dan dilatih oleh para pelatih mulai dari Engga Setiawan, Ellen Angelina hingga Hastomo Arbi,
“Di tahun pertama, selain berlatih mereka juga akan diberi kesempatan mengikuti lima hingga enam turnamen. Dari hasil turnamen itu, kami melakukan evaluasi. Bila hasilnya kurang baik, dengan berat hati kami kembalikan ke orangtuanya,” imbuh Fung.
Namun, bila berhasil menunjukkan performa positif di atas lapangan, jalan menuju tangga juara akan terbentang. Fung menuturkan, saat ini terdapat 18 atlet muda PB Djarum hasil Audisi Umum yang dipanggil Pelatnas. Diantaranya ialah Leo Rollycarnando dan Indah Cahya Sari Jamil yang menjadi juara di ajang World Junior Championships 2018.
“Dengan adanya belasan atlet hasil Audisi Umum yang masuk Pelatnas, kami berharap mereka bisa memberikan kontribusi berarti di masa mendatang bangsa ini. Dan kami juga memanggil atlet-atlet muda lainnya bergabung dalam Audisi Umum tahun ini sehingga ke depan kita bisa mencetak juara-juara baru bagi Indonesia,” tandas Fung.
Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2019 dapat diikuti oleh atlet putra dan putri berkewarganegaraan Indonesia dengan kategori U11 (berusia 6-10), U13 (untuk peserta dengan umur 11-12 tahun). Audisi akan dilakukan dalam bentuk kompetisi dengan sistem gugur.
Pendaftaran dapat dilakukan secara online melalui laman www.pbdjarum.org atau dengan mendaftarkan diri secara langsung sehari sebelum pelaksanaan Audisi Umum di GOR setiap kota audisi. Peserta diwajibkan melakukan daftar ulang satu hari sebelum tahap seleksi (H-1) sesuai kota audisi pilihannya.
Jadwal Pelaksanaan Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2019 :
• Tanggal 28-30 Juli di Bandung (GOR KONI)
• Tanggal 8-10 September di Purwokerto, (GOR Satria)
• Tanggal 20-22 Oktober di Surabaya (GOR Sudirman)
• Tanggal 27–29 Oktober di Solo Raya (GOR RM Said, Karanganyar)
• Tanggal 20-22 November (Grand Final) di Kudus (GOR Djarum, Jati Kudus)