Kepedulian Bakti Olahraga Djarum Foundation terhadap memajukan olahraga bulutangkis di Tanah Air tak pernah surut. Djarum Coaching Clinic menjadi salah satu kegiatan yang paling dinanti masyarakat penggemar bulutangkis.
Sebagai negeri bulutangkis banyak terlihat masyarakat sudah bisa bermain bulutangkis. Namun jika diperhatikan dengan seksama maka bermain bulutangkis dengan baik dan benar belumlah terlihat. Atlet-atlet muda di daerah pun masih tertinggal sehingga mereka kerap kalah bersaing saat bertanding di arena pertandingan resmi melawan teman-temannya yang berlatih di klub-klub besar.
Inilah satu hal yang menjadi perhatian Bakti Olahraga Djarum Foundation yang banyak memiliki legenda bulutangkis untuk berbagi ilmu dan pengalaman bulutangkis agar nantinya kecintaan dan prestasi bulutangkis Indonesia bisa terus berkesinambungan.
Bersamaan dengan kegiatan Mabar (Maen bareng) bulutangkis dan sekaligus dengan eksibisi serta Meet & Greet atlet PB Djarum juara Djarum Superliga Badminton 2019 di Magelang, rangkaian acara Bakti Olahraga Djarum Foundation yang berlangsung di GOR Djarum, Magelang, diisi dengan coaching clinic kepada atlet muda dan para pelatih. Coaching clinic kepada atlet muda berlangsung (Jumat, 28/6), sedangkan kepada para pelatih berlangsung hari Sabtu (29/6) hingga Selasa (2/7).
Kegiatan Djarum Coaching Clinic 2019 dengan berbagai pelatihan ini diikuti 43 pelatih dari kota Magelang dan sekitarnya. Para pelatih mendapat pelatihan bagaimana caranya melatih anak didiknya agar nantinya bisa lebih matang lagi ketika masuk ke klub besar, seperti PB Djarum saat mengikuti audisi umum.
"Saya melihat atlet-atlet muda binaan klub lokal Magelang maupun sekitarnya, mereka terlihat sudah dibekali dengan langkah-langkah yang benar. Lewat coaching clinic kali ini kita akan mencoba meningkatkan pelatihan untuk pelatihnya. Dengan adanya kegiatan ini, nantinya diharapkan para pelatih biisa menerapkan kembali yang nereka dapatkan pada coaching clinic kali ini," ungkap Basri Yusuf, Kepala Bidang Pengembangan PP PBSI, mengutip di laman pbdjarum.org.
Disebutkan Basri lebih jauh bahwa ada 5 pelatihan atau exercise yang diberikan pada coaching clinic di Magelang.
"Ada 5 exercise yang bakal diterapkan pada para pelatih di sini. yaitu maju mundur setengah lapangan, kanan kiri depan, kanan kiri tengah, diagonal ke kiri, dan diagonal ke kanan," ungkapnya.
"Saya mau pelatih yang kita bekali ini sudah sesuai dengan apa yang kita mau. Jadi metodologi kepelatihan itu ada, sehingga ada kesinambungan dengan Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2019 nanti, yang bakal digelar di 5 kota. Apakah ada hasilnya nanti. Intinya nanti kita berharap tidak selesai dengan acara ini saja, harus ada hasilnya," pungkas Basri.
Dalam kegiatan ini tak hanya Basri, ada legenda bulutangkis Christian Hadinata sebagai penasehat, serta ada 8 pelatih PB Djarum yang turut memberikan pelatihan. Mereka adalah Fung Permadi, Hastomo Arbi, Denny Kantono, Sigit Budiarto, Rionny Mainaky, Engga Setiawan, Ronald Sanduan, Sulaeman, dan Reni Ardhianingrum.
Footwork Peserta Dinilai Cukup Baik
Pengamatan Christian bahwa atlet-atlet muda Magelang yang mengikuti Djarum Coaching Clinic 2019 masih banyak yang belum pas dalam hal memegang raket yang baik, namun footwork atau pergerakan kaki hampir kebanyakan sudah cukup baik.
Hal itu diungkapkan Christian saat di GOR Djarum Magelang, di sela-sela memberikan pelatihan kepada para atlet yang hadir.
"Jika pada teknik memegang raket yang benar masih banyak yang kurang pas, namun pada saat peserta diajarkan footwork, justru hampir kebanyakan dari mereka sudah bagus," ungkapnya.
Sementara itu, diakui Christian jika footwork itu sendiri dinilai sangat penting bagi seorang atlet bulutangkis.
"Footwork atau langkah itu sangat penting bagi atlet bulutangkis. Intinya kalau footwork bagus, mereka bisa melakukan pukulan yang bagus. Kalau footwork jelek, arah bolanya tidak akan bagus," tutur Christian.
Adapun 5 footwork yang wajib diterapkan untuk atlet bulutangkis adalah depan belakang, maju mundur, kiri kanan depan, kiri kanan belakang dan kiri kanan tengah.
"Harapannya setelah mereka mengikuti dan menerapkannya pada saat latihan, kemampuan mereka bisa semakin meningkat," pungkasnya.
Banyak Mendapat Pujian
Kegiatan Djarum Coaching Clinic 2019 di Magelang ini pun menuai banyak pujian. Tak hanya dari para atlet muda yang menjadi peserta, sejumlah orangtua maupun pelatih yang mendampingi mereka dari berbagai daerah pun, mengaku senang dengan diadakannya pelatihan teknik dasar bulutangkis oleh pelatih PB Djarum maupun legenda bulutangkis.
Seperti Ahmad Santani, yang merupakan ayah dari salah satu peserta usia 10 tahun putra asal Magelang. Ia mengaku senang dengan adanya pelatihan ini.
"Senang karena anak saya banyak diajarkan bagaimana teknik-teknik bermain bulutangkis yang baik. Seperti langkah kaki yang baik saat mengambil bola di depan net seperti apa dan yang lainnya. Terbukti setelah anak saya diajarkan, dia bilang pada saya kalau itu sangat berpengaruh bagi dia saat dipraktekkan, katanya jadi lebih pas," ungkapnya.
"Kalau pegang raket sih kata anak saya sudah hampir benar, tetapi kurang pas saat ngambil bola di depan net posisi raketnya kurang atas. Semoga setelah ikut coaching clinic ini dia bisa lebih baik lagi," jelas Farell.
"Harapannya Djarum Coaching Clinic bisa terus diadakan setiap tahunnya di Magelang, bahkan kalau bisa setahun lebih dari satu kali, agar menambah semangat juga buat anak saya maupun atlet-atlet muda asal Magelang lainnya," pungkasnya.
Pujian Juga Diberikan Mantan Atlet Pelatnas
Mantan pebulutangkis ganda putra Pelatnas PBSI, Afiat Yuris Irawan, saat ini tengah disibukkan dengan kegiatan barunya, yaitu menjadi pelatih bulutangkis. Pria kelahiran Boyolali, 17 April 1989 itu menjadi pelatih di PB Karang Ayem, Temanggung, juga merasakan manfaat yang diterimanya bisa mengikuti Djarum Coaching Clinic 2019.
Afiat yang sejak 2018 lalu mulai menekuni profesi barunya sebagai pelatih. Namun, ia pun mengungkapkan bukan berarti pensiun menjadi atlet, hanya saja ia lebih sering ikut turnamen-turnamen di daerah.
"Sejak 2018 saya memutuskan jadi pelatih. Awalnya di USM Semarang dan di PB Karang Ayem ini baru satu bulan. Meskipun saya sekarang melatih, tetapi saya tidak pensiun jadi atlet, tetap ikut turnamen di daerah," kata Afiat di GOR Djarum Magelang, Minggu (30/6) lalu.
Bagi Afiat yang kini berprofesi sebagai pelatih bulutangkis, melatih merupakan tantangan baru dalam karirnya. Ini merupakan pengalaman pertama kalinya mengikuti coaching clinic yang diselenggarakan oleh Bakti Olahraga Djarum Foundation. Menurutnya, kegiatan ini dirasa sangat penting bagi ia yang saat ini menjadi seorang pelatih karena selama dia di Pelatnas hanya menerima pelatihan sebagai atlet bukan sebagai pelatih.
"Alasan saya ikut coaching clinic kali ini yang pertama, saya bisa kumpul dengan pelatih-pelatih saya dulu jadi seperti reuni. Kedua, tentunya untuk menambah ilmu dan pengalaman saya yang nantinya bakal diterapkan untuk anak didik saya di klub. Yang ketiga, kan nanti saya dapat sertifikat setelah ikut seluruh kegiatan ini, nah itu menurut saya sangat berguna sekali bagi karir saya ke depannya ketika suatu saat ingin melatih di klub-klub dalam negeri maupun luar negeri," papar Afiat.
Harapan Afiat mengikuti Djarum Coaching Clinic 2019 itu, salah satunya ia ingin sekali tahu bagaimana cara melatih dasar seorang anak dari yang benar-benar belum bisa memukul bola.
"Yang paling saya harapkan adalah bagaimana caranya melatih teknik dasar seorang anak, yang benar-benar belum bisa mukul. Karena selama ini kebanyakan saya melatih anak yang sudah bisa memukul. Jadi lewat coaching clinic kali ini saya mendapat ilmu itu, ada perbandingannya bagaimana cara melatih yang dasar maupun yang sudah bisa," ungkapnya. (*)