Viktor Axelsen meraih medali emas tunggal putra bulutangkis Olimpiade Tokyo setelah mengalahkan andalan Chen Long, peraih emas pd Olimpiade sebelumnya Rio 2016 di final.
Emas yang dipersembahkan Axelsen ini menjadi yang kedua bagi Denmark setelah Poul Erik Hoyer Larsen 25 tahun silam pada Olimpiade Athlanta 1996 di nomor yang sama. Emas Axelsen sekaligus menjadi torehan satu-satunya emas pemain non Asia.
Eropa sendiri hanya meloloskan Viktor ke semifinal sampai dengan memenangi emas ke-3 bagi Eropa di bulutangkis. Carolina Marin menjadi yang ke-2 wakil Eropa pada 2016 di tunggal putri.
Karangan bunga diserahkan sendiri oleh Paul Erik Hayer Larsen pendahulunya yang sukses emas pertama Denmark dan kini menjabat sebagai President BWF (Badminton World Federation).
Sementara Indonesia akhirnya memiliki pemain yang berada di podium tunggal putra badminton setelah 17th silam ketika terakhir Taufik Hidayat (emas) dan Sony Dwi Kuncoro (perunggu) di Olimpiade Athena 2004.
Adalah Antony Sinisuka Ginting meraih perunggu setelah unggul atas Kevin Cordon kuda hitam ranking 59 dunia asal negera Amerika Latin Guatemala yang masih sangat belum terkenal bulutangkisnya di perebutan medali perunggu.
Dengan tambahan perunggu Ginting, Indonesia dipastikan meraih 1 emas 1 perak dan 3 perunggu pada perhelataan Olimpiade Tokyo 2020 karena Ginting dan Nurul Akmal (angkat berat, posisi 5, belum berhasil medali) menjadi atlet Indonesia terakhir yang berjuang walaupun Olimpiade masih akan berlangsung sampai 8 Agustus mendatang.
Perolehan ini menempatkan Indonesia di posisi 35 klasemen Tally Medal sampai dengan malam ini (2 Agustus 2021) masih lebih baik dr Olimpiade sebelumnya di Rio dg 1 paket medali (1 emas 1 perak dan 1 perunggu).
Terima kasih atas seluruh atlet Indonesia yang sudah berjuang bagi Indonesia di Olimpiade Tokyo! (Iwan Dann)