Terkesan sekali saya melihat baner ucapan selamat atas prestasi "senina" muda Anthony Sinisuka Ginting atas capaian medali perunggu di Olimpiade Tokyo 2020 yang kini tengah berlangsung di Tokyo. Pesta olahraga empat tahunan paling akbar di jagat raya yang seharusnya berlangsung tahun lalu. Tapi baru bisa digelar tahun ini, mundur setahun akibat terjadinya pandemi Covid 19 di seluruh dunia.
Prestasi mengagumkan Anthony Sinisuka Ginting ini, merupakan prestasi pertama anak muda berdarah Karo di ajang Olimpiade. Tentunya ini sungguh-sungguh menginspirasi, dan bisa dijadikan momentum kebangkitan anak muda Tanah Karo di era digital yang semakin mempengaruhi kehidupan anak-anak muda.
Melihat baner di atas, seperti saya sebutkan sebelumnya, sungguh mengesankan sekali. Saya ingin menyampaikan pengalaman, ataupun cerita yang rasanya dibuang sayang.
Di akhir tahun 2019, pendeta jemaat kami GBKP Runggun Bogor Barat, Pdt Prananta Manik mengontak saya menanyakan apakah bisa mengundang atlet bulutangkis Anthony Sinisuka Ginting hadir pada satu turnamen bulutangkis di Kabanjahe, Tanah Karo.
Hanya situasi pada saat tersebut Anthony dalam persiapan menuju Olimpiade Tokyo 2020 (yang seharusnya dilaksanakan Agustus tahun lalu) tentunya tidaklah mudah mengundang kehadiran Anthony Ginting, apalagi turnamen yang dihadiri tidak besar.
Keberhasilan senina muda kita Anthony Sinisuka Ginting mungkin bisa menjadi inspirasi bagi kebangkitan anak muda Tanah Karo dalam berprestasi dalam cabang olahraga bulutangkis. Ada baiknya Pemda Tanah Karo menyediakan lahan bagi pembangunan GOR Bulutangkis, dan mungkin pembangunan gedung bulutangkisnya bisa partisipasi masyarakat Tanah Karo (juga yang diperantauan). Saat peresmian gedung bulutangkisnya barulah kita mengundang kehadiran Anthony Ginting.
Kenapa harus membangun gedung bulutangkis? Berdasarkan pengamatan kami, olahraga bulutangkis bukanlah olahraga yang asing, tapi seperti olahraga lainnya olahraga bulutangkis adalah olahraga yang paling digemari masyarakat Karo selain olahraga sepakbola. Bahkan cabang bulutangkis menjadi olahraga utama yang dipertandingkan pada saat ajang Porseni Permata (Anak Muda) GBKP dan Porseni Mamre (Kaum Bapak) GBKP. Hanya saja, saat ini kita susah menemukan gedung bulutangkis di Tanah Karo.
Dan dengan pembangunan gedung bulutangkis ini tentunya bisa mengajak generasi muda Tanah Karo menggemari bulutangkis yang nantinya bisa meneruskan prestasi Anthony Ginting. Dan yang paling penting bagaimana mengajak anak muda Tanah Karo memiliki kegiatan yang positif agar terhindar dari jeratan narkoba. Tentunya pembangunan gedung bulutangkis Anthony Sinisuka Ginting di Tanah Karo ini bisa direalisasikan dengan Himpunan Mayarakat Karo Indonesia (HMKI) sebagai motornya. Kami yakin HMKI yang dinakhodai Dr. Minola Sebayang, SH. MH., selaku Ketua Umum, dan Arnis Ginting selaku Sekjen tidaklah terlalu sulit guna merealisasikan gagasan kecil ini sebagai kecintaan kepada Tanah Karo Simalem.
Dan lebih menariknya, sepertinya, jika saya keliru boleh dikoreksi. Saat ini Tanah Karo belum memiliki kepengurusan olahraga bulutangkis. Terakhir saya cek di kepengurusan Pengprov PBSI Sumut ternyata belum ada kepengurusan Pengcab PBSI Tanah Karo. Luar biasa, biasanya kepengurusan cabang olahraga selalu menjadi rebutan untuk mengisi posisi kepengurusan.
Untuk melihat antusiasme Anthony Ginting pulang kampung ke Tanah Karo nanti akan kami perlihatkan videonya bagaimana respon Anthony pulang kampung ke Tanah Karo sebagai "Kuta Kemulihen" Anthony Sinisuka Ginting.
Semoga nanti bisa menjadi inspirasi masyarakat Tanah Karo pada umumnya.
Salam sehat kita kerina. (Ferry Kinalsal) ðŸ™