JAKARTA (Suara Karya): Prosesi reuni the legend duel 2005 berlangsung meriah. Tidak kurang dari 4000 bulutangkismania Jakarta dan sekitarnya antusias menyaksikan kiprah para jawara bulutangkis dunia era 1960 hingga 1980-an di lantai 8 JITEC, Mangga Dua Square, Sabtu malam.
Aksi para mantan juara itu memang sudah tidak segesit dan selincah dulu. Pukulan dan smesnya pun tak sekeras ketika masih berjaya. Namun para penonton yang sebagian besar berusia muda, cukup puas dengan acara yang diprakarsai Komunitas Bulutangkis Indonesia (KBI) itu.
Hadir pada reuni itu legenda dunia dari luar negeri, finalis All England 1974, Punch Gunalan (Malaysia), Prakash Padukone (India), Han Jian (Cina), Marten Frost Hansen (Denmark). Sedangkan dari Indonesia, datang sang legenda Rudy Hartono, juara delapan kali All England, Iie Sumirat, Hastomo Arbi, Icuk Sugiarto, Kartono, Heryanto, Christian Hadinata, Ade Chandra. Tidak terlihat di antara mereka, mantan pemain yang menjadi bintang era 1980-an, Liem Swie King, yang dulu terkenal dengan julukan Smash King. Begitu juga Tjun Tjun dan pasangannya, Djohan Wahyudi.
Dibagian putri Huang Hua (legenda asal Cina) yang kini menetap di Klaten, Jateng, Tati Sumirah, Ruth Damayanti (Tuti/Ruth),--pasangan yang menentukan regu Indonesia merebut Piala Uber pertama kalinya, Verawati Fajrin, Yanti Kusmiyati dan Susi Susanti, peraih medali emas Olimpiade Barcelona, Spanyol 1992.
Pertandingan pertama ditampilkan duet Tati Sumirah/ Ruth Damayanti dikalahkan pasangan yang dulu dijuluki Sarcil (Besar Kecil) Verawati Fajrin/ Yanti Kusmiyati dengan 7-3, 7-2.
Hadir dalam reuni para pahlawan olahraga itu Menpora Adhyaksa Dault dan Menteri Pertanian, Anton Apriantono. Ketua Umum PB PBSI Sutiyoso, dalam sambutannya mengatakan, reuni the legend duel 2005 itu diharapkan menjadi kenangan dari para legenda bulutangkis untuk pemain-pemain muda Indonesia.
Harapan kita semua, semangat juang para legenda dunia itu bisa mendorong motivasi dan semangat kerja keras para pemain muda Indonesia. Satu hal lagi, diharapkan masyarakat kembali bergairah bermain bulutangkis, kata Sutiyoso yang juga Gubernur DKI Jakarta itu.
Sutiyoso mengatakan, PB PBSI memasang target merebut kembali Piala Thomas yang terbang ke Cina pada 2004 di Istora Senayan Jakarta lalu pada putaran final Piala Thomas 2006 di Tokyo Jepang. (Yon P)
Sumber:www.suarakarya.co.id