JAKARTA - Sistem poin baru seperti yang diperkenalkan Federasi Bulutangkis Internasional (IBF) akan disosialisasikan di Pelatnas setelah Kejuaraan Dunia. IBF akan mengujicoba sistem perhitungan poin baru yang dimulai mulai Senin (18/7) hingga Desember 2005.
Tidak mungkin kita sosialisasikan sekarang karena para pemain sedang mempersiapkan diri menghadapi Kejuaraan Dunia. Setelah itu baru kita sosialisasikan, kata Kepala Bidang Pembinaan Prestasi dan Pelatnas Rudy Hartono kepada Pembaruan, di Jakarta, Selasa (19/7). Kejuaraan Dunia akan berlangsung di Anaheim, AS, 15-21 Agustus mendatang.
Dalam sistem poin baru tersebut, setiap set berakhir pada angka 21, dengan interval dua angka hingga poin 29, jika pada 29 masih terjadi nilai sama maka pemain yang terlebih dahulu mencapai nilai 30 akan keluar sebagai pemenang. Lima nomor yang biasa menggunakan sistem ini.
Dua set yang dimainkan dengan sistem baru ini, pertandingannya akan berlangsung lebih singkat karena sistem ini tidak mengenal service-over sehingga setiap kesalahan menghasilkan angka. Untuk nomor ganda, hanya diberlakukan satu kali pukulan servis, bukan dua seperti biasanya.
IBF memandang perlunya ada perubahan. Saat ini, pertandingan bulutangkis tidak dapat diprediksi kapan selesainya. Bayangkan, bila dalam suatu final yang mempertandingkan lima partai berlangsung lebih dari lima jam. Dengan sistem baru, mungkin hanya setengahnya, kata juara delapan kali All England tersebut.
Rudi memprediksi, dalam setiap set yang dimainkan, pertandingan paling lama akan berlangsung dalam 15 menit. Sehingga, dalam dua atau tiga set, bila terjadi rubber set, maka pertandingan akan berjalan hingga 45 menit.
Mungkin malah kurang. Dalam sistem yang lama, banyak pihak, terutama televisi yang akan menyiarkan secara langsung, keberatan. Dengan sistem sekarang ini akan mengurangi biaya air time. Sponsor tentu juga akan senang masuk di televisi, katanya.
Rudy yakin, para pemain akan menerima sistem baru tersebut. Memang, dibutuhkan cukup waktu untuk adaptasi. Dengan sistem baru ini, pemain akan berusaha tidak boleh salah. Bila melakukan kesalahan tentu yang untung lawannya.
Kalau dengan sistem lama, bila kita servis dan melakukan kesalahan tidak menghasilkan poin, tetapi sekarang poin bertambah, tetapi untuk lawan. Siapa yang salah maka akan menguntungkan lawan. Di awal, perubahan ini memang berat bagi pemain, butuh adaptasi, ujarnya.
Sebelumnya, Deputi IBF Punch Gunalan mengatakan, pihaknya telah mengirimkan pemberitahuan mengenai sistem tersebut ke seluruh organisasi bulutangkis di dunia. IBF juga meminta kepada anggota IBF agar menerapkannya pada kejuaraan non-peringkat dunia.
Sistem baru tersebut akan dapat diberlakukan secara resmi pada 1 Januari 2006, setelah diputuskan pada rapat IBF di Desember 2005. Namun, Punch sendiri belum dapat memprediksi keberhasilan sistem perhitungan nilai yang baru itu, mengingat sekitar tahun 2001, IBF pernah gagal menerapkan sistem skor best of five 5x7.
Pertandingan dalam sistem poin tujuh masih lama karena bukan reli poin. Pemain baru mendapatkan poin kalau mereka servis sendiri, kata Rudy.
Menurut Punch, beberapa negara sebenarnya telah melakukan uji coba dengan sistem baru tersebut, seperti Malaysia, Nepal, dan Mongolia. Mereka mengaku tidak keberatan dengan sistem ini. Kita memang harus bergegas jika ingin menggunakan sistem baru ini di Olimpiade Beijing 2008 karena babak kualifikasi olimpiade akan dimulai pada April 2007, katanya.
Punch optimistis jika sistem perhitungan nilai baru itu akan sangat disukai oleh generasi muda terutama untuk para pemain dengan tipe menyerang.
Bagi sponsor dan penonton, pertandingan juga lebih menarik karena pemain akan lebih berhati-hati pada setiap langkahnya serta tidak membuang waktu pada saat memegang servis, ujar pria asal Malaysia ini. (W-11)
Sumber: suarapembaruan.com