JAKARTA - Kejuaraan bulutangkis Milo Junior Indonesia Open (MJIO) yang akan dilaksanakan di GOR Tembau, Denpasar, Bali, 26-20 Juli mendatang masih akan menggunakan sistem poin lama, 2X15.
Seperti diberitakan, Federasi Bulutangkis Internasional (IBF) telah memperkenalkan sistem poin baru, yang setiap set berakhir pada angka 21. Pertandingan akan berlangsung lebih singkat karena sistem ini tidak mengenal service-over sehingga setiap kesalahan menghasilkan angka. Untuk nomor ganda, hanya diberlakukan satu kali pukulan servis, bukan dua seperti biasanya.
Bila terjadi deuce, maka pemenang ditentukan dengan interval dua angka hingga poin 29. Bila pada 29 masih terjadi nilai sama maka pemain yang terlebih dahulu mencapai nilai 30, akan keluar sebagai pemenang. Lima nomor yang biasa dipertandingkan, tunggal putra dan putri, ganda putra dan putri, serta ganda campuran, sama-sama menggunakan sistem ini.
Tidak mungkin dalam waktu sedekat ini kami menggunakan sistem baru. Belum ada sosialisasi mengenai poin ini, kami sendiri merencanakan turnamen ini sudah jauh hari. IBF sendiri baru mengumumkan hari Minggu lalu. Sangat mepet. Untuk sementara kami menggunakan sistem skor lama, kata Mien Susanti dari PT Gematama Kreasindo selaku event organizer kejuaraan tersebut di Jakarta, Rabu (20/7).
IBF sendiri berharap, sistem poin baru tersebut dapat mulai digunakan mulai 18 Juli lalu. Namun, tampaknya hal itu bakal sulit dilaksanakan. Mengingat, waktunya sangat mepet, sedangkan sosialisasi belum dilakukan sejauh ini.
Kejuaraan MJIO kali ini merupakan yang kelima kali. Yang pertama dilaksanakan di Solo tahun 2001. Satu tahun kemudian, turnamen ini digelar di Surabaya 2002. Selanjutnya, pada 2003, digelar di Yogyakarta. Tahun 2004 kejuaraan digelar di luar Jawa, yakni di Medan, Sumatera Utara.
Santi gembira dalam kejuaraan yang kelima ini diikuti lebih banyak peserta. Jumlah negara yang ikutpun bertambah. Untuk tahun ini diikuti oleh 12 negara yakni Vietnam, Singapura, Cina, Belgia, Belanda, Malaysia, Denmark, Siria, Iran, Sri Lanka, Jerman, dan Indonesia. Denmark merupakan negara raksasa bulutangkis yang baru pertama kali tampil.
Dilihat dari jumlah negara, kejuaraan kali ini yang terbanyak. Pada penyelenggaraan yang pertama 2001, hanya diikuti dua negara. Tahun berikutnya, melonjak menjadi enam negara. Pada 2003 diikuti delapan negara, dan tahun lalu 10 negara.
Malaysia merupakan negara asing terbanyak yang mengirimkan pemain.
Mereka menerjunkan 24 pemain. Singapura berada di belakang Malaysia dengan 18 pemain, sedangkan Cina di urutan berikutnya dengan 11 pemain. Sayangnya, Korea yang selalu menjadi negara rutin tampil tidak hadir.
Korea tidak hadir karena pada saat yang bersamaan ada kejuaraan sendiri di negara mereka. Sayang memang, tetapi negara-negara lain tetap mengirimkan tim terbaik mereka, kata Santi.
Sebetulnya, beberapa negara hendak tampil, seperti Hong Kong dan India. Namun, mereka telat mendaftar, sedangkan drawing sudah dibuat pada 16 Juli lalu.
Santi yakin, kejuaraan itu akan berlangsung seru. Sebab, Cina dan Indonesia yang merupakan dua negara raksasa menurunkan tim terbaiknya, seperti pada Kejuaraan Asia yang berakhir pekan lalu.
Cina hanya kehilangan satu pemain, yakni Wang Lin (juara Asia 2005). Dia tidak bisa hadir karena harus menjadi sparing partner tim nasional, yang mempersiapkan diri ke Kejuaraan Dunia, katanya. (W-11)
Sumber:
www.suarapembaruan.com