Atlet-atlet Indonesia sukses memborong tiga gelar dari turnamen Ciputra Hanoi-Yonex Sunrise Vietnam International Challenge 2015, Minggu (22/3). Ketiga gelar tersebut dipersembahkan oleh Firman Abdul Kholik di tunggal putra, Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi di ganda putri dan ganda campuran melalui Fran Kurniawan/Komala Dewi.
Hasil ini pun diapresiasi oleh Ketua Umum PP PBSI, Gita Wirjawan.
'Selamat kepada atlet-atlet muda yang berhasil memperoleh gelar di Vietnam. Ini adalah awal yang bagus untuk mereka yang akan menjadi pelapis bagi senior-seniornya,' kata Gita Wirjawan kepada badmintonindonesia.org.
Gelar pertama dipastikan oleh Fran/Komala yang mengalahkan rekannya sendiri, Hafiz Faisal/Masita Mahmudin, 21-14 dan 21-11. Fran/Dewi yang datang dengan titel unggulan tiga tampak tak terlalu kesulitan untuk menghadapi Hafiz/Masita.
Melihat kekuatan di atas kertas pun, Fran/Komala masih jauh di atas pasangan muda tersebut. Fran/Komala saat ini berada di peringkat 88 dunia, sementara Hafiz/Masita baru di posisi 439 dunia.
Firman Abdul Kholik yang berhadapan dengan pemain Thailand, Khosit Phetpradab, memastikan gelar kedua untuk Indonesia. Pemain muda binaan Pelatnas Cipayung tersebut menang usai bertanding tiga game, 20-22, 21-14 dan 21-18.
'Senang sekali bisa menang di Vietnam ini. Karena banyak pemain bagus juga yang ikut main, jadinya nggak nyangka bisa juara,' kata atlet yang berasal dari klub Mutiara Bandung tersebut.
Firman terlebih dulu harus kehilangan game pertama di pertandingan final. Di awal game, Firman mengaku masih menyesuaikan diri dengan permainan Khosit. Beruntung di dua game berikutnya, Firman berhasil menang dari lawan.
'Di game pertama saya sempat kaget di lapangan. Lawan tadi bagus depannya, tangannya juga kuat. Jadi saya mengatasinya dengan lebih sabar aja, dan bola-bola depan dia pas terakhir banyak saya panjangin. Selain itu lampu hari ini juga agak lebih silau dari kemarin, jadi lumayan terganggu juga,' kata Firman lagi.
Gelar ketiga dipersembahkan pasangan ganda putri, Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi. Menghadapi pasangan Thailand, Chaladchalam Chayanit/Phataimas Muenwong, Anggi/Ketut menang dua game langsung 21-10 dan 21-18.
'Lawan pemain Thailand tadi sebenarnya tidak terlalu susah, tapi nggak mudah juga. Mereka tipenya main nyerang, tapi di game kedua mereka merubah permainan jadi no lob panjang. Tapi untungnya kami lebih cepat siap saat mereka merubah tempo,' kata Anggi.
Indonesia sebenarnya mempunyai peluang untuk memperoleh gelar dari tunggal putri, melalui Aprilia Yuswandari. Sayang Aprilia belum berhasil mengatasi pemain Jepang, Kana Ito. (badmintonindonesia.org)