Bagi Fikri Ihsandi Hadmadi laga di Kuala Lumpur ini menjadi pengalaman pertama berlaga di turnamen sekelas super series. Sukses menang di laga kualifikasi pertama melawan Goh Soon Huat 21-16, 21-14, namun pebulutangkis PB Tangkas berusia 20 tahun ini harus terhenti langkahnya di babak kualifikasi saat menghadapi jagoan tuan rumah lainnya Zulfadli Zulkiffli.
Game pertama Fikri meladeni Fadli dengan sangat baik. Fikri betul-betul siap menghadapi serangan serangan lawan dan dengan uletnya mengejar setiap area lapangannya. Tak jarang dalam beberapa duel, Fikri memancing lawan untuk bermain netting dan menyambar shuttlecock dengan sangat cepat. Posturnya yang tidak setinggi lawan ternyata tidak menyulitkan pemain kelahiran 1 Maret 1995 ini. Fikri beberapa kali mendorong bola ke arah menyilang lawan dan dengat cepat menahan bola dan mengambil poin.
Kejar mengejar angka hingga terjadi deuce 21-21 pun menjadi kenyataan, dan suasana tegang melanda kedua pemain yang mencoba untuk mengambil waktu sejenak sebelum kembali melanjutkan permainan. Game pertama direbut Fadli dengan 23-21.
Game kedua Fadli ternyata merubah pola dan taktik permainan. Dengan pengalamannya yang tinggi, Fadli mencoba menggunakan kesempatan untuk mengontrol permainan Fikri. Fikri tertinggal 9-2. Walau sempat memperkecil ketertinggalan 9-6, namun akhirnya Fikri kembali tertinggal sangat jauh 14-6, sebelum akhirnya Fikri mengakui keunggulan Fadli dengan 21-14.
Fikri mengaku bahwa Fadli menang dalam pengalaman untuk mencuri dan menahan angka. Dia juga mengakui ada perubahan taktik dari lawan di awal game kedua yang membuat dia harus kembali memutar otak untuk menggunakan taktik yang lain. Saat itulah Fadli mencoba untuk menggunakan peluang untuk merebut point sebanyak-banyaknya.
Diakui Fikri bahwa dia harus kembali meningkatkan power, stamina, taktik dan strategi serta harus lebih jeli terhadap perubahan taktik lawan. Fikri akan meneruskan turnamennya ke New Zealand Grand Prix Gold dan mencoba peruntungannya apabila bisa masuk ke turnamen di Singapura karena saat ini Fikri berada dalam posisi reserve nomor 2. (Tomi Arifin/Kuala Lumpur)
Game pertama Fikri meladeni Fadli dengan sangat baik. Fikri betul-betul siap menghadapi serangan serangan lawan dan dengan uletnya mengejar setiap area lapangannya. Tak jarang dalam beberapa duel, Fikri memancing lawan untuk bermain netting dan menyambar shuttlecock dengan sangat cepat. Posturnya yang tidak setinggi lawan ternyata tidak menyulitkan pemain kelahiran 1 Maret 1995 ini. Fikri beberapa kali mendorong bola ke arah menyilang lawan dan dengat cepat menahan bola dan mengambil poin.
Kejar mengejar angka hingga terjadi deuce 21-21 pun menjadi kenyataan, dan suasana tegang melanda kedua pemain yang mencoba untuk mengambil waktu sejenak sebelum kembali melanjutkan permainan. Game pertama direbut Fadli dengan 23-21.
Game kedua Fadli ternyata merubah pola dan taktik permainan. Dengan pengalamannya yang tinggi, Fadli mencoba menggunakan kesempatan untuk mengontrol permainan Fikri. Fikri tertinggal 9-2. Walau sempat memperkecil ketertinggalan 9-6, namun akhirnya Fikri kembali tertinggal sangat jauh 14-6, sebelum akhirnya Fikri mengakui keunggulan Fadli dengan 21-14.
Fikri mengaku bahwa Fadli menang dalam pengalaman untuk mencuri dan menahan angka. Dia juga mengakui ada perubahan taktik dari lawan di awal game kedua yang membuat dia harus kembali memutar otak untuk menggunakan taktik yang lain. Saat itulah Fadli mencoba untuk menggunakan peluang untuk merebut point sebanyak-banyaknya.
Diakui Fikri bahwa dia harus kembali meningkatkan power, stamina, taktik dan strategi serta harus lebih jeli terhadap perubahan taktik lawan. Fikri akan meneruskan turnamennya ke New Zealand Grand Prix Gold dan mencoba peruntungannya apabila bisa masuk ke turnamen di Singapura karena saat ini Fikri berada dalam posisi reserve nomor 2. (Tomi Arifin/Kuala Lumpur)
