Tunggal putra andalan Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, sukses merebut gelar juara di kejuaraan bulutangkis Korea Open Super Series 2017. Ini gelar pertama kalinya bagi Anthony di turnamen internasional, dan langsung merebutnya di level superseries.
Untuk menduduki podium utama, Anthony sebelumnya harus terlibat ''perang saudara'' dengan Jonatan Christie. Kemenangan akhirnya berhasil diraih Anthony, setelah bertanding selama 68 menit hari ini (Minggu, 17.9) di Seoul, Korea Selatan.
''Rasanya senang akhirnya bisa menjadi juara. Selama ini saya juga sempat mengalahkan pemain unggulan, artinya capaian saya kali ini bukanlah sebuah hal yang karena keberuntungan saja. Ini merupakan hasil kerja keras saya bersama pelatih dan teman-teman di tunggal putra,'' kata Anthony mengutip di Badmintonindonesia.org.
''Dari awal pertama masuk saya main enjoy aja di lapangan. Nggak mikir gimana-gimana. Ketemu temen sendiri kan secara garis besar kami sudah sama-sama tahu. Kami lebih mengadu mental dan fokus di lapangan,'' ujar Anthony lagi.
Bukan laga mudah bagi pebulutangkis besutan SGS PLN Bandung tersebut. untuk merebut kemenangannya. Anthony harus bertarung tiga game untuk mengalahkan Jonatan, hingga membukukan skor akhir 21-13, 19-21 dan 22-20.
Anthony tampil percaya diri dengan dominasinya di game pertama. Ia unggul 4-0 di awal dan merebut poin 11-4 pada interval game pertama. Anthony terus melesat hingga akhirnya menang 21-13. Tak banyak kesulitan yang ditemui Anthony di game pertama ini.
''Game pertama saya membaca sepertinya Jonatan belum dapet tempo mainnya. Dia kayanya masih ragu-ragu dan banyak mati sendiri. Saya coba tekan terus dari awal, jadi dia nggak berkutik,'' ujar atlet kelahiran Cimahi, Jawa Barat tersebut.
Beranjak ke game dua, Anthony sempat memimpin 7-3 atas Jonatan. Namun beberapa kali kesalahan yang dilakukan Anthony, berbuah poin bagi Jonatan. Anthony balik tertinggal 12-16. Anthony yang tertinggal 16-20 sempat berusaha menekan Jonatan dengan merebut tiga poin berturut menjadi 19-20. Sayang setelahnya, Anthony malah gagal melakukan servis dan memberikan kemenangan untuk Jonatan, 19-21. Game ketiga pun harus dimainkan.
''Di game kedua, dia sudah dapet feeling-nya. Di sisi lain, sayanya jadi kurang sabar. Saya sempat mau menyusul juga di poin-poin kritis, tapi terakhirnya sayang belum bisa,'' lanjut Anthony.
Pada game penentu, Anthony secara konsisten memimpin jalannya pertandingan. Namun menyentuh poin 18-14, Jonatan terus berupaya merebut kemenangan dengan merebut lima poin berurutan. Anthony kembali tertinggal 18-19. Di poin kritis Anthony berani tampil agresif untuk merebut poin. Ia akhirnya menang 22-20
''Game ketiga lebih nggak mau buru-buru, coba placing dulu. Baru begitu ada kesempatan baru saya ambil. Saya banyakin doa aja di lapangan dan meyakinkan diri sendiri, sudah nggak mikirin poin lagi,'' tutup Anthony.
Dua gelar juara sudah dipastikan di bawal pulang dari Seoul, Korea. Sebelum Anthony, gelar pertama dikantongi pasangan ganda campuran Praveen Jordan/ Debby Susanto. Peluang Indonesia untuk menambah satu gelar lagi dari pasangan ganda putra, Kevin Sanjaya Sukamujo/ Marcus Fernaldi Gideon. Kevin/Marcus akan menantang unggulan satu asal Denmark, Mathias Boe/ Carsten Mogensen. (*)