Sektor ganda putra telah menyelesaikan laga pada ajang Mola TV PBSI Home Tournament yang berlangsung di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur. Pertarungan enam pasangan senior junior selama tiga hari, sejak hari Rabu (24/6) hingga hari ini (Kamis, 26/6), keluar sebagai juara pasangan Fajar Alfian/ Yeremia Erich Yoche Yacob, yang menapapaki puncak klasemen.
Di laga pamungkas pasangan Fajar/Yeremia mengalahkan duet Kevin Sanjaya Sukamuljo/ Moh. Reza Pahlevi Isfahani dengan skor 21-18 dan 21-18.
Dengan berakhirnya laga sektor ganda putra, Kepala Pelatih Ganda Putra PBSI, Herry Iman Pierngadi, pun memiliki catatan atas penampilan skuat ganda putra selama bertarung tiga hari di turnamen internal yang menyediakan total hadiah sebesar Rp 500 juta. Fajar/Yeremia berhak menerima hadiah sebesar Rp 50 juta, sedangkan pasangan Kevin/Reza mengantongi hadiah sebesar Rp 25 juta.
Sukses Fajar/Yeremia naik ke podium juara pun mendapat apresiasi dari Herry. Sang pelatih menilai penampilan Fajar/Yeremia bisa konsisten dari pertandingan pertama hingga pertandingan kelima.
''Di awal turnamen ini, saya masih belum bisa memprediksi siapa juaranya, karena kekuatan semua pasangan memang merata. Tapi setelah tiga-empat pertandingan, saya melihat Fajar/Yere (Yeremia) bisa jadi juara, karena mereka mainnya konsisten sekali,'' kata Herry, mengutip wawancara dengan Badmintonindonesia.org.
Selain itu, di pasangan ganda menurut Herry bahwa komunikasi adalah hal yang penting. Dan disini, Fajar yang lebih senior dengan Yeremia yang lebih muda terlihat menjalin komunikasi yang baik. Ini menjadi salah satu kunci keberhasilan duet dadakan ini.
''Sebelumnya kan Yere sering error, tapi kelihatan banget Fajar ngebimbing. Dia kasih masukan, kasih semangat dan bilang jangan kendor, harus fokus. Di pertandingan penentu tadi, mereka di game kedua sempat kejar-kejaran angka sama Kevin/Reza, lalu Fajar kasih masukan ke Yere, dan Yere bisa ngejalanin itu,'' jelas Herry.
Melawan Kevin/Reza dan bisa menang dua game langsung, sesuatu yang tidak diduga Herry. Laga mereka diperkirakan bisa berjalan rubber game menghadapi Kevin/Reza.
''Saya pikir akan berlangsung rubber game, ternyata Fajar/Yere menang dua game langsung. Saya tanya sama Kevin, memang kondisi fisiknya belum balik karena latihannya belum seratus persen selama masa pandemi ini dan langsung tanding, main sehari dua kali,'' ujar Herry.
Catatan Herry lainnya bahwa banyak hal yang bisa dijadikan pelajaran oleh para atlet dari turnamen ini. Contohnya pada pasangan Muhammad Rian Ardianto/Daniel Marthin yang mencoba untuk bangkit setelah di hari pertama gagal merebut kemenangan. Rian/Daniel yang sesama pemain belakang, cukup kesulitan untuk mengolah permainan di depan net sehingga mereka tidak mendapat kesempatan untuk menyerang.
''Saya memang kasih masukan ke mereka, harus ada yang main di depan, dipilih dong siapa yang bisa pancing bola, harus ada yang mengatur, jadi permainannya bisa hidup. Bagusnya mereka walaupun belum bisa menerapkan di dua pertandingan pertama, tapi bisa bangkit dan membuktikan di pertandingan-pertandingan selanjutnya,'' beber Herry.
Hal yang penting bagi pasangan senior junior di turnamen ini menurut Herry adalah para pemain muda bisa mengambil pengalaman sebanyak-banyaknya dari para senior mereka. Lebih jauh disebutkan Herry bahwa kesempatan pemain muda berpasangan dengan seniornya yang punya rangking dunia cukup bagus merupakan keberuntungan.
Dan pemain senior pun semestinya bisa belajar dari turnamen ini, bahwa membimbing pemain muda itu tidak mudah.
''Pemain senior sudah biasa pasangan sama yang selevel, selalu sesuai dengan pemikiran mereka, seperti harapan mereka, cara mainnya dan sebagainya. Sekarang harus bimbing yang junior, harus manage hatinya, nggak boleh kesel-kesel karena rata-rata kan yang sering 'mati' itu pemain junior,'' kata Herry.
''Sebagai senior, mereka harus bisa menerima kekurangan partner dan belajar bagaimana bisa membangkitkan semangat partnernya,'' lanjut Herry.
Dari enam pasangan yang berlaga, Herry mengelompokkan penampilan mereka jadi tiga bagian. Yang pertama yang dinilainya stabil dari awal sampai akhir yaitu Fajar/Yeremia. Kemudian yang terus menanjak dari bawah ke atas yaitu Rian/Daniel. Sedangkan Marcus Fernaldi Gideon/ Muhammad Shohibul Fikri, Hendra Setiawan/ Pramudya Kusumawardana Riyanto dinilainya cukup baik di awal namun penampilannya menurun.
Herry menilai Leo/Ahsan sebetulnya punya peluang, akan tetapi Leo harus masih menambah kekuatan tangannya, hal ini yang paling digarisbawahi Herry dari performa Leo di sepanjang kompetisi ini. (*)