Berita > Berita

Djarum Indonesia Open
Taufik Juga Manusia

Jumat, 02 Juni 2006 12:36:42
1874 klik
Oleh : admin
Kirim ke teman   Versi Cetak

Ini bukan pelesetan lagu hit milik kelompok musik Seurius. Ini memang terjadi di Surabaya. Seorang Taufik Hidayat juga manusia yang bisa marah. Seperti karakternya, dia selalu memberontak bila mendapat perlakukan tidak sewajarnya.

Mengapa Juara Indonesia Terbuka lima kali (1999, 2000, 2002, 2003, dan 2004) itu sedikit urung-uringan seusai mengalahkan Agus Haryanto (Hong Kong) di partai perdana tunggal putra Djarum Indonesia Terbuka, Rabu (31/5)? Usut punya usut, Taufik mengeluh karena jeda pertandingan pertama dan kedua hanya sekitar dua jam.

Sebenarnya Taufik sesuai jadwal turnamen berbanderol 250 ribu dolar AS pertama di GOR Kertajaya bertanding pada pukul 11.00 siang. Namun, karena pertandingan melawan Agus itu disiarkan langsung SCTV, waktunya terpaksa diundur hingga jam 13.00 WIB.

Memang Taufik akhirnya unggul 21-14, 23-21. Namun, akibatnya dia hanya memiliki waktu pemulihan hanya sekitar dua jam untuk berlaga kembali di babak kedua. Pendeknya waktu jeda inilah yang membuatnya uring-uringan.

“Saya sudah mengeluhkan hal ini ke Juniarto, tetapi keputusannya tetap. Seharusnya kalau pertandingan pertama tadi diundur dua jam, beri dong toleransi dua jam juga untuk mengundurkan partai kedua. Saya kira itu fair,” keluhnya.

Juniarto Suhandinata, referee pertandingan, tidak menggubris keluhan Taufik. Menurutnya dua jam itu sudah cukup buat Taufik untuk pemulihan. “Padahal, antara GOR Kertajaya ke Hotel Hyatt juga tidak dekat,” tambah Taufik.

Undian Diulang
Bukan hanya Taufik yang mengeluh. Akibat ada kesalahan dalam menyusun undian nomor ganda putra dan campuran oleh Federasi Bulutangkis Internasional (IBF) yang bermarkas di Kuala Lumpur, Malaysia, panitia terpaksa melakukan pengundian ulang.

“Saya begadang tidak tidur sampai pagi untuk menyusun undian kembali. Seharusnya Indonesia sebagai tuan rumah melakukan kritik kepada IBF agar jangan sampai terjadi kembali hal ini,” ujar Juniarto.

Akibatnya partai pertama turnamen bintang enam di hari Rabu banyak mengalami penundaan. Untung jadwal Nova Widianto/Lilyana Natsir tidak berubah, sehingga bisa menyelesaikan pertandingan tanpa masalah dengan memenangi duel melawan Lars Paaske/Helle Nielsen (Denmark) 21-13, 22-20.

Ini berbeda dengan Nattapong Naktong/Duanganong Aroonkesorn. Karena ada perubahan jadwal, ganda Thailand itu kelabakan ke stadion. Mereka terpaksa menyewa taksi agar bisa bertanding.

“Mereka sedang dalam perjalanan ke sini dengan taksi. Karena itu, saya minta waktu agar tidak didiskualifikasi,” kata pelatih Thailand, Sompol Kukasemkij, kepada Juniarto.

Sayang, meski tengah berjuang keras, ganda Thailand itu akhirnya tak berdaya di tangan Zhang Bo/Zhao Tingting (Cina), 17-21, 15-21. Dengan kasus ini, Sompol pun mengaku IBF wajib disalahkan.

Itulah warna lain dari perhelatan Indonesia Terbuka yang diikuti pemain dari 25 negara. Selebihnya adalah absennya pemain Inggris yang terpaksa mundur karena takut dengan musibah bencana gempa bumi yang meluluhlantakkan DI Yogyakarta dan Jawa Tengah selatan.
(Broto Happy W./Fahrizal Arnas)

Sumber:bolanews.com

Berita Berita Lainnya