Berita > Berita

Singapura Terbuka
Bergantung pada Simon

Jumat, 09 Juni 2006 07:44:28
2049 klik
Oleh : admin
Kirim ke teman   Versi Cetak

Tidak siap. Begitulah kondisi para pemain pelatnas seusai turnamen Djarum Indonesia Terbuka. Hanya satu gelar yang didapat melalui Taufik Hidayat, tapi efek samping yang didapat merugikan penampilan di Singapura Terbuka yang babak utamanya dimulai Rabu (7/6).

Misalnya, Anggun Nugroho cedera hingga ia dan Vita Marissa gagal berangkat. Markus Wijanu dinilai tidak siap dan diparkir pelatih Joko Suprianto. Bahkan Taufik, yang sudah tiba di Singapura, memutuskan untuk kembali ke Jakarta.

“Katanya fisiknya habis karena maksain saat di Surabaya. Pinggangnya juga rasanya kurang enak,” tutur Mulyo Handoyo, pelatihnya.

Entah kebetulan atau tidak, sehari setelah juara di Surabaya, Taufik dihajar isu punya anak di luar nikah yang kini telah berusia lima tahun. Entah mengapa Taufik sendiri jadi sulit dihubungi.

“Saya belum bicara banyak dengannya tentang hal itu. Saya tidak tahu itu berpengaruh atau tidak,” tambah Mulyo.

Praktis di nomor tunggal kita tinggal menggantungkan diri pada Simon Santoso, yang menang atas Kasper Oedum (Denmark) 21-18, 21-12 dan punya peluang bertemu Chen Hong (Cina) di perempatfinal. Tunggal putri adalah satu-satunya sektor yang tidak mengirimkan wakilnya ke Negeri Singa.

“Penampilan Simon di Indonesia Terbuka sudah mengalami banyak kemajuan. Secara umum lebih baik dan saya berharap di Singapura ini dia bisa tampil lebih baik lagi,” papar Mulyo, yang urung undur diri karena permohonannya ditolak Sutiyoso, Ketua Umum PB PBSI.

Tahun lalu Indonesia mendapat dua gelar juara dari Taufik dan Candra Wijaya/Sigit Budiarto. Berarti sekarang peluang merebut gelar juara ada di tangan Nova Widianto/Lilyana Natsir dan tiga pasangan ganda putra: Luluk Hadiyanto/Alvent Yulianto, Markis Kido/Hendra Setiawan, dan Flandy Limpele/Sigit Budiarto.

Sumbangan KBI

Komunitas Bulutangkis Indonesia (KBI) tergerak untuk memberikan bantuan kepada korban gempa bumi di Yogyakarta. Hari Kamis (1/6), total barang dan uang senilai Rp 25 juta diberikan KBI melalui mantan pemain nasional Imelda Wiguna dan Rosiana Tendean kepada orangtua pemain nasional yang masih baru, Aprilia Yuswandari.

Selain itu juga ada santunan uang duka bagi keluarga seorang pemain bulutangkis cilik asal Yogya, Heru (7 tahun), yang meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan.

Menurut Rosi, yang mendapat informasi dari Finarsih, mantan pemain nasional yang menetap di Kota Gudeg, kondisi rumah Aprilia memprihatinkan karena rusak berat. Piala dari kejuaraan bulutangkis yang didapat Aprilia sejak kecil pun rusak.

Ia berharap paling tidak bantuan yang diberikan itu dapat mengurangi sedikit beban keluarga. Siapa menyusul membantu? (esi)

Sumber:bolanews.com

Berita Berita Lainnya