Jika pebulutangkis putri India Saina Nehwal menyebutkan Indonesia sebagai negara keberuntungannya, Boonsak Ponsana memilih Singapura sebagai tempat yang paling banyak memberi berkah pada karirnya. Di sektor putri, dua pemain senior Asia dan Eropa akan saling berjibaku di laga pamungkas untuk memperebutkan gelar juara.
Peraih mahkota juara Singapore Open 2007, Boonsak Ponsana untuk kali ke empat berhasil melaju ke babak final turnamen. Hasil ini tidak hanya membuka peluang Boonsak untuk mengulang prestasi 4 tahun silam, namun juga menjadi catatan tersendiri dalam perjalanan karir bulutangkisnya di negeri singa tersebut. Jika di tahun 2009 dan 2010 yang lalu Boonsak harus puas di posisi kedua kali ini tunggal nomor satu negeri gajah putih tersebut akan menantang tunggal China, Wang Zhengming untuk peringkat teratas di podium.
Meskipun harus berjibaku tiga gim selama 70 menit menghadapi tunggal Vietnam, Nguyen Tien Minh, Boonsak yang memiliki motivasi tinggi akhirnya memenangkan pertandingan 21-12, 18-21, 21-19. Tak hanya unggul dari sisi serangan, Boonsak juga digdaya dalam penempatan bola sehingga seringkali sulit dikembalikan oleh Nguyen.
Di babak semifinal lainnya, duel antara pebulutangkis muda peraih gelar Kejuaraan Dunia Junior 2008 asal China, Wang Zhengming, dan tahun 2010 asal Denmark, Viktor Axelsen, akhirnya dimenangkan oleh Zhengming, 21-13, 21-14. Tidak seperti pada penampilan sebelumnya, Viktor kali ini bermain di bawah tekanan dan banyak melakukan kesalahan sendiri.
Sementara itu di sektor putri, duel antara para pemain beda generasi akhirnya dimenangkan oleh para senior, Juliane Schenk (2) dan Cheng Shao Chieh (4). Schenk berhasil mempertahankan hegemoni Eropa di turnamen ini setelah menundukkan bintang Korea Selatan yang saat ini sedang melejit prestasinya, Sung Ji Hyun (3). Menang mudah 21-11 di gim pertama, Schenk mulai kedodoran ketika Ji Hyun mampu menunjukkan tajinya dan tampil menekan di paruh akhir gim kedua sehingga memaksanya menyerah 20-22.
Namuan kematangannya di dunia bulutangkis kembali membuat Schenk unggul dan mengontrol permainan Ji Hyun di gim ketiga ketika tunggal nomor satu Jerman tersebut lebih banyak bermain di depan net dan pengembalian yang akurat di area baseline. Unggul dengan 9-4 dan 15-8, Schenk pun tak terbendung untuk mengakhiri gim ini 21-12. Kemenangan ini sekaligus membuka kembali impiannya untuk menjuarai turnamen Super Series pertama setelah pada dua bulan lalu dihempas oleh Li Xuerui pada babak final India Open SS 2012.
Sementara itu tunggal veteran Taiwan, Cheng Shao Chieh sukses mengubur harapan terakhir publik tuan rumah, Xing Aiying untuk meraih gelar di turnamen ini. Sempat tertinggal 16-19, Aiying mampu membangkitkan harapan publik Singapura ketika berhasil membalikkan keadaan dengan mengantongi 4 poin beruntun.
Namun dua kali kesempatan '˜match point'™ untuk menuntaskan gim ini sayangnya gagal dimanfaatkan oleh Aiying sehingga berbalik menjadi keunggulan Shao Chieh, 23-21. Tidak seperti pada set pertama, semangat juang Aiying menurun drastis di gim kedua sehingga memudahkan Shao Chieh untuk membukukan kemenangan, 21-7. (FEY - Bulutangkismania.wordpress.com)