Ungkapan kegembiraan masyarakat Indonesia atas keberhasilan empat pebulutangkis terbaik Indonesia pada ajang Kejuaraan Dunia 2013 di Guangzhou, China masih tetap terpancar. Begitu juga masyarakat kota Pemalang, Jawa Tengah saat menyambut kehadiran Juara Dunia bulutangkis Hendra Setiawan, Mohammad Ahsan dan Tontowi Ahmad yang diarak di kota Pemalang pada hari Senin (26/08).
Empat pebulutangkis Indonesia menorehkan tinta emas dengan mempersembahkan gelar juara pada ajang bergengsi lalu. Pasangan ganda campuran, Tontowi Ahmad/ Liliyana Natsir meraih gelar juara usai menekuk andalan tuan rumah China, Xu Chen/Ma Jin setelah berjuang keras rubber game dengan skor 21-13, 16-21, 22-20 di partai final. Dan pasangan ganda putra, Hendra Setiawan/ Mohammad Ahsan melengkapi kegembiraan dengan meraih gelar juara setelah di partai final menekuk ganda Denmark, Mathias Boe/ Carsten Mogensen dua game langsung 21-13, 23-21. Bendera Merah Putih pun dinaikkan di Guangzhou, China diiringi lagu kebangsaan '˜Indonesia Raya'™.
Setelah masyarakat Jakarta menyambut meriah para Juara Dunia saat kirab yang berlangsung hari Minggu (18/08) lalu, kini masyarakat Pemalang, kota kelahiran juara dunia, Hendra Setiawan mendapat kesempatan menyambut para juara dunia.
Sebelum acara arak-arakan, para juara dunia disambut Bupati Pemalang, H. Junaedi, SH, MM di Pendopo Pemalang. Junaedi memberikan kalungan bunga pertama kepada Hendra Setiawan, putra kebanggaan Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
'Kita bangga kalau atlet-atlet Indonesia berprestasi di luar negeri, apalagi Hendra Setiawan putra Pemalang. Dengan prestasi Hendra ini akan tumbuh Hendra Hendra yang lain di Indonesia,' sambut Junaedi.
'Ini merupakan hadiah di saat Indonesia merayakan ulang tahun kemerdekaan yang ke 68 dan sebagai kebangkitan bulutangkis Indonesia. Ini akan membangkitkan semangat anak-anak muda di kota Pemalang,' tambah Junaedi dalam sambutannya.
Pemutaran video momen-momen kemenangan Hendra/Ahsan di Guangzhou, China diputar kembali. Video yang menyegarkan kembali ingatan akan perjuangan Hendra/Ahsan menuntaskan perlawanan Boe/Mogensen hingga naiknya bendera Merah Putih diiiringi lagu Indonesia Raya.
Pada kesempatan yang sama Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan mendapat bonus uang sebesar Rp 400 juta dari masing-masing klubnya. Hendra Setiawan menerima bonus uang dari Bambang Bahagio mewakili PB Jaya Raya, dan Mohammad Ahsan menerima dari Yoppy Rosimin, yang merupakan Ketua Umum PB Djarum. Penyerahan bonus kepada Hendra putra Malang kelahiran 25 Agustus 1984, juga disaksikan sang papa dan mama tercinta, Ferry Yugianto dan Kartika Christyaningrum.
Usai gelar penyambutan di Pendopo Kabupaten, para juara dunia di arak melintasi jalan utama kota Pemalang. Arak-arakan dengan kenderaan jip Willys terbuka melintas jalanan sepanjang sekitar 10 kilometer. Hendra, Ahsan dan Bupati Pemalang, Junaedi, berdiri di jip Willys kedua mobil sambil melambaikan tangan kepada warga kota yang mengelu-elukan para juara dunia. Tontowi dan Wakil Bupati Pemalang, Mukti Agung Wibowo mengikuti di jip Willys berikutnya.
Sepanjang jalan warga menyambut dengan antusias lewatnya para juara dunia. Warga dari berbagai kalangan menyambut meriah. Mulai dari para ibu, bapak-bapak, muda-mudi sampai anak-anak menyambut mereka dengan gembira. 'Hendra juara! Hendra juara!' teriakan-teriakan anak sekolah menyambut kehadiran Hendra, Ahsan dan Tontowi. Sayang Liliyana Natsir tak bisa hadir di acara arak-arakan ini.
Hendra yang masa kecilnya bersekolah di SMP 2, Jalan Pemuda Pemalang juga mendapat kesempatan dilewatinya arak-arakan. Di sini arak-arakan terhenti beberapa menit, '˜junior-junior'™ Hendra ramai menunggu lewatnya Hendra. Adik-adik kelas Hendra saling berebut mendekat ke Hendra untuk memberi salam.
Arak-arakan yang dimulai dari Pendopo pukul 15.00 WIB melewati alun-alun, Jl Sudirman, Jl Ahmad Yani, Jl Cipto Mangun Kusumo, Jl Pemuda, dan berakhir kembali di Pendopo melalui Jl Sudirman. Arak-arakan sepanjang 10 kilometer selama lebih kurang satu setengah jam.
'Senang banget,' ungkap Hendra usai arak-arakan. 'Apalagi tadi ada guru-guru saya,' Hendra menambahkan.
Walau bukan kota kelahirannya, Ahsan juga ikut bergembira mengikuti arak-arakan. Sepanjang jalan Ahsan tak bosan-bosannya meladeni warga yang berebut menyalaminya. 'Sangat senang, walau ini bukan kota kelahiran saya,' ungkap Ahsan. Demikian juga Tontowi tak luput dari sasaran warga yang berebut ingin menyalaminya. 'Saya ikut senang, apalagi waktu kecil saya suka main kemari,' ungkap Tontowi.
Bagi Hendra Setiawan, arak-arakan ini merupakan yang kedua kalinya. Kali pertama usai meraih emas Olimpiade Beijing 2008 bersama Markis Kido, Hendra juga pernah merasakan arak-arakan seperti ini. (*)