Sama seperti di Kota Pemalang sehari sebelumnya, para Juara Dunia Bulutangkis 2013, Tontowi Ahmad, Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan mendapat sambutan yang meriah dalam arak-arakan juara dunia di Kota Purwokerto, Jawa Tengah pada hari Selasa (27/08) kemarin. Purwokerto, ibukota Kabupaten Banyumas, adalah kampung halaman Tontowi Ahmad. Tepatnya Tontowi adalah warga Desa Selandaka, Kecamatan Sumpiuh, Banyumas.
Acara kirab yang berlangsung di Purwokerto sebagai apresiasi atas sukses Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir mempersembahkan gelar Juara Dunia 2013 di Guangzhou, China beberapa waktu lalu. Namun sayang, Liliyana Natsir pasangan Tontowi tidak bisa hadir dalam acara arak-arakan ini.
Tontowi bersama Hendra dan Ahsan disambut Wakil Bupati dr. Budi Setiawan yang mewakili Bupati Ir. Achmad Husein yang berhalangan hadir. Acara penyambutan berlangsung di Pendopo Pemda Purwokerto sekitar jam 09.00 WIB kemarin.
Acara penyambutan di Pendopo Purwokerto kembali menggugah keharuan dengan membuka acara penyambutan para Juara Dunia dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Juga dengan pemutaran video momen kemenangan Tontowi/Liliyana mulai dari perjuangan di lapangan hingga penerimaan kalungan medali hingga menaikkan bendera Merah Putih diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya. Momen kemenangan di Guangzhou, China yang tidak bisa dilupakan Tontowi dalam perjalanan hidupnya.
Atas prestasi yang ditorehkan Tontowi Ahmad ini, mendapatkan bonus sebesar Rp 400 juta yang diserahkan Yoppy Rosimin, Ketua Umum PB Djarum. Acara penerimaan bonus kepada Tontowi juga disaksikan ayah dan ibu tercinta Tontowi, Muhammad Husni Muzaitun dan Masruroh. Selain itu juga Tontowi mendapatkan hadiah TV LED Polytron 42 inci. Hadiah yang sama berupa tv juga diberikan kepada Liliyana Natsir, Mohammad Ahsan, dan Hendra Setiawan. Tak lupa PB Djarum memberikan hadiah Juga kepada pelatih Tontowi/Liliyana, Richard Mainaky serta Herry I.P. yang merupakan pelatih Ahsan/Hendra.
Usai pemberian penghargaan arak-arakan para juara dunia dimulai dari pendopo Kabupaten Banyumas, ke Jalan Jendral Sudirman. Arak-arakan selama satu jam lebih melewati Jalan Komisaris Bambang Suprapto, Jalan Gatot Subroto, Jalan Masjid, Jalan A. Yani, Jalan Dokter Angka, Jalan H.R. Bunyamin, Jalan Riyanto, Jalan KomPol Sumarto, Jalan A. Yani. Jalan Masjid dan berakhir lagi di Pendopo.
Seperti di Pemalang, arak-arakan menggunakan mobil jip Willys terbuka. Wakil Bupati Banyumas, Budi Setiawan bersama Tontowi, Ahsan dan Hendra berada di jip kedua di belakang jip pembawa bendera. Sambutan hangat khususnya bagi Tontowi yang lahir di di Desa Selandaka, Kecamatan Sumpiuh, Banyumas pada 18 Juli 1987 menjadi bintang yang paling ditunggu-tunggu warga Purwokerto.
Tontowi merasa kenangan kecilnya terasa kembali apalagi disambut di Pendopo secara resmi. 'Waku kecil dulu cuma bisa lewat-lewat di depan sini saja, sekarang disambut seperti ini,' ungkap Owi, sapaan kecil Tontowi dengan rasa haru.
Acara arak-arakan ini membuatnya lebih bersemangat lagi untuk berprestasi kedepannya. 'Aku mau juara lagi biar bisa diarak-arak lagi,' ungkapnya dengan gembira.
Hendra dan Ahsan juga merasakan hal yang sama meski tidak lahir di Purwokerto. Hendra dan Ahsan harus bersabar menyapa dan menerima ajakan foto bersama dari warga yang mengelu-elukan. 'Senang, sama seperti di Pemalang kemarin. Luar biasa antusias masyarakat, mereka sangat menghargai juara dunia,' ungkap Ahsan, yang merupakan atlet asal Palembang, Sumatera Selatan.
Usai acara kirab, rombongan Juara Dunia melanjutkan perjalanan ke kampung halaman Owi di Desa Selandaka. Owi akan berlibur di desa kelahirannya hingga hari Kamis (29/08) untuk melepas kerinduan dengan keluarganya setelah masa karantina selama persiapan menjelang kejuaraan dunia lalu.
'Kangen sama masakan ibu,' ungkap Owi tersenyum. (*)