Ini Bulutangkis, dan ini Indonesia, di mana impian dibawa ke dunia nyata, tidak berlaku untuk Gusni Annisa Puspita, remaja yang 'kelebihannya' adalah keterbatasannya. Cita-citanya sejak kecil untuk membuat orang tuanya senang dengan bermain bulutangkis terus kandas.
Demikian cuplikan kalimat yang tertera di cover belakang novel '2' karya Donny Dhirgantoro yang merupakan karya keduanya setelah '5cm' yang kini telah difilmkan. Novel yang mengisahkan mimpi seorang Gusni, sang tokoh yang terlahir dengan kelebihan berat badan. Dengan keberadaannya Gusni juga memiliki mimpi yang ingin diraihnya. Membahagiakan orangtuanya.
Novel diawali dengan lahirnya Gusni pada 28 Oktober 1986 di Jakarta. 'Malam itu hujan turun deras sekali, di sebuah rumah sakit besar di Jakarta sebuah peristiwa besar akan segera terjadi.' Demikian Donny membuka novelnya, mengisahkan lahirnya Gusni.
Peristiwa kelahiran yang merupakan peristiwa mencekam dan merupakan pertarungan hidup mati bagi seorang wanita, mampu dilukiskan Donny dengan bumbu guyonan yang menyegarkan.
'Kacamata saya mana ya, suster?'
Nah, lho?!
Sekarang dokter tua itu bingung mencari kacamatanya, tangannya meraba-raba kantong. Papa melihat sebuah kacamata bertengger di jidat Dokter. Papa mengusap-usap keningnya. Keyakinan itu hilang lagi. Tabah, sabar. Mama menggangguk lemah meyakinkan papa. Papa akhirnya menggangguk. Suster cepat mendorong Mama ke ruang operasi.
Bagaimana tidak kalut seorang suami yang melihat dokter yang akan melakukan proses operasi persalinan sang isteri terlihat sebagai seorang yang pelupa. Bagaimana tidak khawatir. Ilustrasi kelucuan mampu dihadirkan Donny di tengah suasana yang mencekam.
Bagi penggemar bulutangkis yang kerap menyaksikan secara langsung pertandingan bulutangkis, membaca novel ini pastilah bisa merasakan suasana yang pertandingan sesungguhnya. Pertarungan perebutan poin yang begitu ketat, suasana gemuruhnya penonton membawa kita ke suasana yang benar-benar nyata dan menghanyutkan.
Ainun bersiap serve, tidak ada lelah di mata mereka berdua, tidak ada takut. Ketegangan semakin meninggi. Dan '¦.. tick'¦'¦ raket Ainun menerbangkan kok pendek untuk Gita, dikembalikan pendek lagi oleh Gita, netting yang cantik dari Ainun, dikembalikan pendek lagi oleh Gita, netting yang cantik dari Ainun, dikembalikan pendek oleh Gusni, drive menyilang dari Malaysia jauh ke belakang. Mati langkah. Tapi sekuat tenaga Gita mengambilnya'¦.dan berhasil. Masih tanggung'¦'¦ smash dari Malaysia! Bisa dikembalikan Gusni. Sekarang smash untuk Gita, tapi masih bisa ditahan. Kembali smash untuk Gita lagi'¦..dikembalikan dengan drive yang lemah di depan net. Penonton menarik nafas, tegang sekali. Kembali kok diangkat Reina jauh ke belakang tinggi sekali untuk Gusnu.
'Saudara-saudara, luar biasa, pertandingan yang luara biasa, ganda kita luar biasa, begitu juga ganda Malaysia, keduanya diacungi jempol. Kembali smash Gusni'¦. Masih bisa Ainun, tidak menyerah, kok melayang tinggi di atas Gusni, masih Championship Point untuk Indonesia!'
Tak berbeda dengan suasana penggemar bulutangkis kini yang selalu mengikuti jalannya pertandingan bulutangkis melalui LiveScores maupun Live Streaming (sementara televisi Indonesia kini sudah jarang menyiarkan pertandingan bulutangkis seperti di eranya Sambas dari TVRI), suasana mencekam seperti di atas terasa begitu kental. Kekecewaan yang membekas saat tim kita kalah, lama bisa terobati.
Mengapa sang penulis memberikan judul novelnya yang kedua ini '2'? Seakan menjadi misteri, apakah karena merupakan karyanya yang kedua? Atau ada makna lain? Jawabannya ada di novel yang patut dibaca bagi manusia Indonesia yang selama ini mengaku cinta bulutangkis.
Membaca Novel '2' karya Donny Dhirgantoro yang merupakan Best Seller ini mungkin mampu mengobati kekecewaan yang dalam dengan prestasi bulutangkis kita yang sedang menuai musim kemarau juara yang belum berkesudahan.
Mungkin kita patut merenungkan ungkapan Gusni diakhir kisah, 'Seperti hidup yang tidak sempurna. Kamu tidak akan menyerah. Cintai impianmu. Cintai kerja kerasmu. Cintai hidupmu dengan berani, jangan menyerah dan jangan berputus asa.' (ferry kinalsal)
Judul : 2
Penulis : Donny Dhirgantoro
Penata Isi : Suwarto & Oya Pamungkas
Desain Kover : Donny Dhirgantoro & Diberu Karina
Ilustrasi : Bayu Abdinegoro
Penerbit : Grasindo
Cetakan : Pertama
Tebal : vi + 418 halaman
Harga : Rp. 60.000,-