Setelah sepekan sebelumnya bertemu di laga Djarum Indonesia Open Premier Super Series 2012, Sony Dwi Kuncoro, peraih medali perunggu Olimpiade Athena 2004, hari ini kembali bertemu dengan pebulutangkis China, Du Pengyu. Di Istora Senayan, Jakarta, Sony harus mengakui ketangguhan Pengyu dua game langsung 14-21, 15-21.
Bagi Sony, yang pernah mengenyam juara pada Singapore Open Super Series dua tahun lalu dan sekaligus memantapkan langkahnya di jajaran sepuluh besar dunia, kini harus memulai pertarungan dari babak-babak kualifikasi setelah cedera punggung yang lama menderanya sepanjang tahun lalu. Cedera yang menyiksa Sony membuat catatan prestasinya semakin suram, dan peringkatnya pun terperosok jauh ke peringkat 115 dunia pada awal bulan November 2011. Dan '˜caci maki'™ penggemar bulutangkis yang pesimis melihat catatan prestasi Sony berharap kepada PBSI agar Sony didepak dari Pelatnas. Menyakitkan, tentunya.
Melewati tiga turnamen di awal tahun 2012, mulai dari German Open Grand Prix Gold, Swiss Open Grand Prix Gold dan Australia Open Grand Prix Gold dengan hasil yang tidak menggembirakan bagi seorang Sony yang pernah menapak di jajaran elit tunggal putra dunia. Sikap pesimis penggemar bulutangkis melihat kondisi Sony seakan tidak bersahabat. Namun, kesabaran Sony berlatih sambil melakukan therapi terhadap cedera yang lama membelenggunya, sepertinya membuahkan hasil yang menggembirakan.
Tampil di Malaysia Open Grand Prix Gold 2012 awal bulan Mei, Sony mulai memperlihatkan ketangguhannya. Sony menapak babak final sebelum dikalahkan pebulutangkis tuan rumah, Lee Chong Wei yang merupakan pebulutangkis nomor satu dunia. Sony yang selalu menyulitkan Chong Wei dalam setiap pertemuan kedua pebulutangkis ini (rekor menang kalah keduanya 5-5) , kali ini harus mengakui ketangguhan Chong Wei lewat pertarungan tiga game 21-17, 8-21, 10-21. Kemenangan ini membuat Chong Wei unggul 6 kali kemenangan atas Sony dari sebelas kali pertemuan. Sementara bagi Sony hasil runner-up mengantarkannya ke peringkat 67 dari peringkat 79.
Langkah gemilang Sony kembali terlihat di Thailand Open Grand Prix Gold 2012, Sony berhasil menapak podium juara dengan menekuk pebulutangkis muda Chen Yuekun 21-17, 21-14 di partai final. Sebelumnya di babak semifinal Sony, secara mengejutkan berhasil menghempaskan andalan China, Lin Dan, pebulutangkis peringkat dua dunia hanya dalam dua game 21-17, 21-16. Dan hasil ini mengantarkan Sony ke peringkat 45 dunia. Penggemar bulutangkis yang sebelumnya '˜mencaci maki'™, sepertinya mulai berpaling mengagumi '˜comeback'™nya Sony ke jajaran elit tunggal putra dunia.
Pekan lalu di Istora Senayan, Jakarta, Sony harus mengawali pertarungan lewat babak kualifikasi untuk mengulang suksesnyat empat tahun lalu tampil di podium juara Djarum Indonesia Open Super Series yang kini telah menjadi ajang Premier dengan total hadiah USD 650,000. Lolos babak kualifikasi, langkah Sony terhenti di babak perempatfinal setelah ditaklukkan pebulutangkis China, Du Peng Yu dengan skor 14-21, 15-21. Langkah Sony menembus babak perempatfinal tidaklah mudah. Di babak pertama Sony harus bersusah payah menekuk pebulutangkis senior Denmark, Peter Hoeg Gade unggulan tiga dalam pertarungan tiga game 14-21, 21-7, 21-18. Sementara di babak kedua Sony menyingkirkan rekannya dari Indonesia, peraih medali emas Olimpiade Athena 2004, Taufik Hidayat 21-14, 21-17.
Walau pekan lalu di ajang Djarum Indonesia Open Premier Super Series langkah Sony hanya menapak babak perempatfinal, namun ini semakin menambah kepercayaan diri Sony untuk bangkit dari keterpurukan akibat cedera yang mendera selama lebih satu tahun terakhir. Seperti yang diungkap Sony usai kekalahannya melawan Du Pengyu, 'Ini jadi ukuran latihan saya selama ini. Dengan kekalahan ini kan, berarti saya harus berlatih lebih keras lagi.' Sony yang akan genap berusia 28 tahun pada 7 Juli mendatang mengungkapkan dengan bertambahnya usia dia akan bermain lebih efektif untuk menjaga irama main agar bisa menghemat tenaga.
Hal lain yang sangat menambah kepercayaan diri Sony untuk kembali bangkit adalah kepedulian PBSI terhadap dirinya selama cedera. Sony berterimakasih masih diberi kesempatan dan kepercayaan untuk kembali bangkit meraih prestasi. Bahkan bagi seorang Sony yang pernah merasakan juara di ajang Singapura Open Super Series dua tahun lalu, kepedulian PBSI bagi dirinya semakin terasa saat kembali merebut juara pada ajang Thailand Open Grand Prix Gold dua pekan lalu. Pengurus memperlihatkan apresiasi yang tinggi kepada Sony dengan menjemput sang juara di terminal Bandara Soekarno Hatta, saat tiba dari Bangkok, Thailand.
'Ini menambah kepercayaan diri saya,' ungkap Sony. Lebih jauh juga Sony mengungkapkan selama ini tetap latihan keras, 'Kita tidak tidurlah di Pelatnas, semua latihan keras,' tambahnya.
Hari ini Sony kembali menghadapi ujian melawan pebulutangkis China, Du Pengyu. Peluang Sony untuk menang tentunya tetap ada. Dua tahun lalu saat ajang All England Open Super Series 2010, Sony membukukan kemenangan atas Pengyu 21-19, 21-10. Kekalahan kemarin tentunya menjadi pelajaran berharga buat Sony untuk memperbaiki strategi pertarungan balas melawan Pengyu. Semoga berhasil Sony. (efka)