Anda tentu tidak asing dengan sejumlah nama besar berikut ini, Liem Swie King, Icuk Sugiarto, Hastomo Arbi, Alan Budikusuma, Ricky Subagja, Rexy Mainaky, Candra Wijaya, Sigit Budiarto, dan Tony Gunawan. Prestasi demi prestasi yang mereka torehkan di berbagai ajang kejuaraan bulutangkis membuat mereka dikenang dan dielu-elukan hingga saat ini. Namun tahukah anda apa kesamaan dari mereka semua selain sama-sama menggeluti dunia buluangkis? Semua atlet legendaris tersebut dilatih oleh pelatih yang sama. Namanya, Atik Jauhari.
Atik Jauhari lahir di Tangerang 14 Agustus 1949. Karirnya di Bulutangkis dimulai sebagai pemain profesional. Berpasangan dengan salah satu pemain legendaris Indonesia, Christian Hadinata, Atik pernah menyabet gelar juara nasional untuk nomor ganda putra pada tahun 1971. 3 tahun berikutnya tepatnya di tahun 1974, Atik banting stir menjadi pelatih. Ia menjalani karir kepelatihannya sebagai pelatih tim nasional bulutangkis Indonesia hingga tahun 1999.
Karir Atik sebagai pelatih sangat luar biasa, tak kurang dari 7 Piala Thomas dipersembahkan Atik sebagai pelatih. Ia jugalah yang paling berjasa dalam menemukan bakat-bakat pemain luar biasa di Indonesia. Nama-nama besar seperti Liem Swie King (Juara Dunia, dll), Icuk Sugiarto (Juara Dunia, dll), Hastomo Arbi, Eddy Kurniawan, Hermawan Susanto, Ardy Wiranata, Alan Budikusuma, dan Fung Permadi, adalah deretan pemain tunggal putra yang pernah merasakan tangan dingin Atik.
Selain itu, Atik juga melatih tim ganda putra yang prestasinya tak kalah mentereng. Kegemilangan nama-nama diantaranya Tjun Tjun / Johan Wahjudi (6 kali All England Champion, dll), Bobby Ertanto, / Hadibowo, Imay Hendra / Bagus Setiadi, Eddy Hartono / Gunawan, Ricky Subagja / Rexy Mainaky (Juara Dunia & Juara Olimpiade, dll) , Antonius / Denny Kantono, Candra Wijaya / Sigit Budiarto (Juara Dunia, dll), Tony Gunawan / Halim Haryanto (Juara Dunia, dll), dan Candra Wijaya / Tony Gunawan (World & Juara Olimpiade, dll), juga tak lepas dari daya magis kepelatihan Atik.
Tak hanya di kancah nasional, Suami dari Neng Titi yang telah dikaruniai 4 orang anak ini punya nama besar di kancah perbulutangkisan dunia. Karir kepelatihannya yang cemerlang membawanya ditunjuk menangani beberapa negara Asia dan Eropa. Setelah mengakhiri kontrak sebagai pelatih timnas Bulutangkis di tahun 1999, Ia kemudian berangkat ke Swedia hingga tahun 2004 sebelum kembali lagi ke Indonesia tahun 2004-2006.
Atik juga pernah menjajal negeri Gajah putih, Thailand dan menjadi kepala pelatih di sana. Nama besar bulutangkis Thailand, Bonsak Poonsana pernah jadi anak didik Atik. Selepas dari Thailand, Atik beranjak ke India. Di sana ia lagi-lagi menjadi pelatih kepala yang menjadi aktor penting di balik kesuksesan pemain nomor 1 India, Saina Nehwal. Di tahun 2011 Atik didaulat menangani timnas Rusia.
Deretan prestasi yang ditorehkan sepanjang karirnya telah menjadikan Atik sebagai pelatih yang disegani. Atik dan beberapa pelatih Indonesia yang melatih di luar negeri seperti Rexy Mainaky, Hendrawan dan Indra Gunawan (alm) semakin menancapkan Image Indonesia sebagai penguasa bulutangkis dunia.
Meskipun kerap berbendera luar negeri, Atik tetap memberikan perhatian besar bagi perbulutangkisan tanah air. Baginya, Indonesia layaknya Brazil sebagai negara yang paling di segani di dunia sepak bola. Menurutnya prestasi Merah Putih masih bisa bangkit asal semua pihak bersikap profesional.
'Indonesia tidak akan pernah kekurangan bahan. Indonesia itu seperti Brasil di dunia sepak bola. Tapi, semuanya harus dikelola secara profesional dan bekerja secara optimal baik pemain, pelatih dan PBSI,' ujarnya di suatu kesempatan wawancara. (ligamahasiswa.co.id)