Setelah sempat beredar perihal kemunduran dirinya sejak akhir Februari lalu, akhirnya Tontowi Ahmad resmi menyatakan mundur dari tim nasional bulutangkis Indonesia. Surat pengunduran diri disampaikan Tontowi pada hari Senin, 18 Mei 2020.
Pemain spesialis ganda campuran, peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 ini menyampaikan surat pengunduran dirinya kepada Ketua Umum PP PBSI Wiranto tersebut. Dalam suratnya, Tontowi menyampaikan maksudnya untuk mengundurkan diri dari pelatnas PBSI serta menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasihnya kepada PBSI atas bimbingan dan kesempatan untuknya selama menjadi pebulutangkis.
Tontowi telah mengajukan surat pengunduran diri per hari ini. PBSI mengucapkan terima kasih kepada Tontowi yang sudah berjuang dan berkontribusi dengan membawa banyak gelar juara dan mengharumkan nama bangsa Indonesia, ujar Achmad Budiharto, Sekretaris Jenderal PP PBSI, mengutip di laman resmi PBSI, Badmintonindonesia.org
Prestasi emas pebulutangkis kelahiran Banyumas, 18 Juli 1987 patut diberi acungan jempol. Ia merupakan salah satu pahlawan bulutangkis Indonesia yang berhasil menyumbang medali emas ganda campuran di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro bersama Liliyana Natsir yang sudah lebih dulu pensiun.
Puncak prestasi Tontowi adalah di Olimpiade Rio 2016. Setelah di Olimpiade London 2012 kita gagal menyumbang medali dari bulutangkis, di tahun 2016 bersama Liliyana, Tontowi berhasil mempersembahkan medali emas. Itu adalah jasa yang sangat dihargai oleh PBSI dan seluruh bangsa Indonesia, lanjut Budiharto.
Bersama Liliyana, Tontowi merupakan andalan Indonesia di berbagai turnamen bulutangkis level dunia. Tak hanya emas olimpiade, Tontowi/Liliyana juga merupakan Juara Dunia 2013 dan 2017. Mereka juga membuat sejarah dengan meraih gelar hat-trick di turnamen bergengsi All England pada tahun 2012, 2013 dan 2014.
Tontowi adalah seorang pekerja keras, tekun, tidak pernah mengenal lelah, terutama kalau dia sedang dapat tantangan. Saya kira ini bisa menjadi contoh teladan bagi atlet-atlet muda, kerja keras dan disiplinnya patut dicontoh, ujar Budiharto. (*)