Ketika menjabat sebagai Ketua Umum PB PBSI tahun 1993-1997, Soerjadi mampu mengantarkan dunia bulutangkis Indonesia mencetak prestasi gilang gemilang. Berbagai prestasi besar yang membuat nama Indonesia begitu disegani dalam peta perbulutangkisan internasional.
Di tangan purnawirawan jenderal bintang tiga kelahiran Tuban (Jatim), 2 Februari 1942 ini, prestasi yang diukir para pemain Indonesia diibaratkan cendawan di musim penghujan. Di berbegai kejuaraan, selalu ada ada prestasi yang diukir pemain-pemain kita. Kala itu, pebulutangkis Merah-Putih benar-benar merajai arena bulutangkis dunia.
Pada ajang beregu, Indonesia juga begitu perkasa. Dalam perebutan Piala Thomas-Uber, Indonesia mampu mengawinkan gelar juara beregu bergengsi putra-putri ini sampai dua kali. Tim Thomas maupun Uber menjadi juara dalam perhelatan di Jakarta tahun 1994 dan dua tahun berikutnya di Hong Kong. Sebuah prestasi yang sulit disamai pengurus lain.
Pada ajang Olimpiade, PBSI juga mampu mempertahankan tradisi emas. Dalam Olimpiade Atlanta 1996, Indonesia mempunyai kans menyabet dua medali emas. Sayang Mia Audina gagal melengkapi sukses pasangan Ricky Soebagdja/Rexy Mainaky yang menyabet medali emas, setelah dia dikalahkan Bang Soo-hyun (Korsel) di final tunggal putri. Dari Olimpiade ini, Indonesia masih menambah dua perunggu lewat sabetan Susy Susanti dan Denny Kantono/Antonius Budi Ariantho.
Ketika menjabat, mantan Wakasad ini mampu mengantarkan para pemain berjaya. Kejuaraan-kejuaraan perseorangan di seluruh belahan penjuru dunia, hampir semuanya didominasi pemain tim Garuda. Kejuaraan Dunia, All England, serta turnamen-turnamen terbuka lain yang digelar di Jepang, Cina, Hong Kong, Korea, Malaysia, Denmark, Swedia, Swiss, hingga Final Grand Prix, selalu dikuasai pemain kita.
Begitu pula di ajang multi cabang. Medali emas yang disediakan dalam pesta olahraga SEA Games hingga Asian Games, selalu diborong atlet-atlet Indonesia. Ibaratnya, setaip pemain Indonesia turun, hasilnya selalu juara. Di bawah kepemimpinan Soerjadi, bulutangkis Indonesia mengalami masa keemasan!
Menyangkut keberhasilan tersebut, Soerjadi mengaku semuanya karena berkat persatuan dan kesatuan yang dia terapkan kepada seluruh komponen bulutangkis. Selain itu, Soerjadi juga mampu melakukan pendekatan sangat baik kepada pemain. Tidak jarang, dia bergaul dengan para pemain sambil duduk lesehan di lapangan bulutangkis.
Bahkan, malam hari usai Indonesia sukses mengawinkan Piala Thomas-Uber di Jakarta tahun 1994, Soerjadi dengan pakaian dinas lengkap militer, ikut bergabung bersama ofisial, pelatih, pemain beramai-ramai menceburkan diri ke kolam renang Hotel Hilton yang dingin.
'Malam itu, air kolam memang begitu dingin, tetapi suasananya tim saat itu begitu hangat,' ujar Soerjadi. (bhw)
Catatan:
Soerjadi, tokoh pembina bulutangkis Indonesia yang memperoleh penghargaan dari Candra Wijaya pada turnamen bulutangkis Yonex - Sunrise 4th Men's Doubles Badminton Championships 2012 yang berlangsung dari tanggal 06 - 09 Juni 2012.