Berita > Artikel > Sosok

Bobby Ertanto
Pahlawan Piala Thomas 1984

Selasa, 19 Juni 2012 20:35:16
6998 klik
Oleh : admin
Kirim ke teman   Versi Cetak

Melihat sosoknya yang tinggi besar, wajar kalau banyak pemain bulutangkis dunia belum apa-apa sudah ketakutan dengan sosok Bobby Ertanto. Tidak salah, ketika beredar sebagai pemain internasional pada era tahun 1980-an, pukulan smash-smash Bobby yang menggelegar, sangat ditakuti lawan.

Pada saat itu, memang banyak lawan-lawan kelas dunia yang ngeri bertemu dengan pemain kelahiran Surabaya, 2 Agustus 1968 ini. Ibaratnya, setiap bola lambung lawan mengarah ke belakang, pasti akan dihajar Bobby dengan pukulan keras yang mematikan. Smash-smash yang sulit ditangkis lawan itulah yang mengantarkan Bobby menjadi salah satu legenda ganda bulutangkis Indonesia.

Buktinya nyata ditunjukkan Bobby ketika berduet dengan Liem Swie King tampil melawan pasangan terkuat dunia asal Korea, Park Joo-bong/Kim Moon-soo di semifinal Piala Thomas 1984 di Kuala Lumpur. Meskipun tampil sebagai pasangan alternatif, penampilan Bobby/King sulit dilawan.

Bobby yang terpaksa dipisahkan dengan pasangan yang menemani pada kurun waktu 1980-1983, Hadibowo Sutanto, ternyata memang tampil luar biasa. Bobby/King berhasil membekap pasangan yang saat itu merupakan ganda terbaik dunia. Berkat sumbangan poin Bobby/King, Indonesia akhirnya menang 3-2 atas Korea Selatan dan maju ke final melawan Cina.

Sayang di final, Bobby tidak diturunkan. Peracik startegi, Tan Joe Hok, memilih menurunkan pasangan kejutan berikutnya, Christian Hadinata/Hadibowo dan Liem Swie King/Kartono. Dua ganda ini pun kemudian sukses menyumbangkan dua angka dan ditambah keberhasilan Hastomo Arbi, Indonesia akhirnya merebut Piala Thomas setelah menang 3-2 atas Cina.

Bobby memang terkenal sebagai pemain yang bisa diduetkan dengan siapa saja. Pada tahun 1983-1984, dia sempat berpartner dengan Christian dan merebut medali perunggu Kejuaraan Dunia 1983. Dalam turnamen Jepang Terbuka 1986, misalnya, dia berpartner dengan Heryanto Saputra. Pasangan ini tak hanya tangguh di lapangan, tetapi juga berhasil menggusur jagoan terbaik asal Cina, Tian Bingyi/Li Yongbo. Bobby/Heryanto ini juga berhasil menggusur ganda Juara Dunia 1983 asal Denmark, Steen Fladberg/Jesper Helledie.

Sebagai pemain, prestasi Bobby juga termasuk mengkilap. Bersama Heryanto menjadi juara Thailand Terbuka 1985. Bahkan di turnamen yang sama ini, ketika tampil di tunggal putra, dia juga menjadi juara. Pasangan Bobby/Heryanto juga menjadi kampiun Hong Kong Terbuka 1986, dan runner up Malaysia Terbuka di tahun yang sama.

Uniknya, dalam Malaysia Terbuka 1984, Bobby malah meraih gelar juara di nomor ganda campuran. Dia menjadi pemenang setelah berpasangan dengan Verawati Fajrin.

Pemain lain, Liem Swie King, juga pernah menjadi partner Bobby di lapangan. Itu berlangsung pada kurun waktu 1985-1988. Prestasi yang pernah ditorehkan Bobby/King, di antaranya merebut medali perunggu Asian Games X 1986 di Seoul, Korea.

Setelah masuk tim Piala Thomas 1986 di Jakarta, terakhir Bobby memperkuat tim Piala Thomas 1988 di Kuala Lumpur. Setelah pensiun, Bobby memilih menjadi wiraswasta dalam bidang general supplier. Dari perkawinan dengan Sumarni Elsa T., Bobby dikarunia tiga anak, yaitu Michele Olivia (24 tahun), Shielvin Seannita (22), dan Jeremy Roscoe (15). (bhw)

Catatan:
Bobby Ertanto, legenda bulutangkis Indonesia yang memperoleh penghargaan dari Candra Wijaya pada turnamen bulutangkis Yonex - Sunrise 4th Men's Doubles Badminton Championships 2012 yang berlangsung dari tanggal 06 - 09 Juni 2012.

Berita Sosok Lainnya