Bulutangkis Indonesia bangkit. Dalam final kejuaraan dunia yang berlangsung di Stadion Tianhe, Guangzhou, Cina, 11 Agustus lalu, pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir merebut gelar juara setelah menekuk andalan tuan rumah Xu Chen/Ma Jin dengan perjuangan berat tiga game 21-13, 16-21, 22-20. Sementara pasangan ganda putra Hendra Setiawan/ Mohammad Ahsan mengalahkan ganda Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen melewati pertarungan kritis dengan skor 21-13, 23-21.
Kemenangan kedua ganda tersebut mengulangi sukses tim Indonesia enam tahun lalu, 2007. Seolah tak bisa dipisahkan, dua pekan setelah tim Indonesia meraih dua gelar juara dunia bulutangkis, terbit buku '˜Rahasia Ketangguhan Mental Juara Christian Hadinata: Psikobiografi Mastro Olahraga'™. Buku diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), bekerjasama dengan Djarum Foundation.
Peluncuran buku secara resmi dilakukan di kota kelahiran Christian Hadinata, Purwokerto, tepatnya di Hotel Horison, Purwokerto hari Senin (26/08) malam lalu. Acara peluncuran buku ini merupakan rangkaian kirab juara dunia bulutangkis 2013 di dua kota di Jawa Tengah, Pemalang pada hari Senin (26/08) dan Purwokerto pada hari Selasa (27/08). Selain juara dunia, Hendra Setiawan, Mohammad Ahsan dan Tontowi Ahmad, ada juga mantan pebulutangkis nasional Fung Permadi, Lius Pongoh, Sigit Budiarto dan Imelda Wiguna menghadiri peluncuran buku Christian Hadinata.
Tiga psikolog menulis buku biografi seorang Christian dari kacamata yang berbeda. Mereka adalah Monty P. Satiadarma, Amran Effendi Siregar dan Damar Arum Dwiariani. Buku bisa diperoleh di toko-toko buku pada bulan September mendatang.
Pada awalnya Christian memang tidak ingin menulis biografi dirinya. 'Biografi biasanya menonjolkan ke-aku-an, ini saya tidak inginkan,' ungkap Christian saat acara peluncuran buku.
Amran Effendi Siregar, salah seorang penulis, mengakui bahwa butuh waktu lama untuk meyakinkan Christian agar mau menjadi nara sumber . 'Selama ini kami hanya tahu secara teori yang kami pelajari bahwa mental juara itu seperti apa, namun belum melihat kenyataan di lapangan seperti apa,' ungkap Amran menjelaskan latar belakang penulisan buku tinjauan psikologi sosok Christian yang memiliki mental juara. 'Buku ini berbeda dengan buku biografi yang biasanya hanya memuat kejadian dan catatan prestasi seseorang,' jelas Amran.
Berbeda dengan buku biografi umumnya, Rahasia Ketangguhan Mental Juara Christian Hadinata mengupas aspek-aspek psikologis yang dimiliki Christian Hadinata hingga menjadi pemain ganda terkemuka dunia. Christian adalah satu-satunya pemain bulutangkis Indonesia yang selama mengikuti Thomas Cup tidak pernah kalah, walaupun regunya kalah.
'Saya menarik kesimpulan, Christian adalah pemain bulutangkis yang banyak mempergunakan otak untuk mengatur ototnya dalam mencapai prestasi yang ingin dicapai,' ungkap Prof. Singgih Dirga Gunarsa, dalam kata pengantarnya pada buku Christian. Prof. Singgih Dirga Gunarsa adalah psikolog PB PBSI cukup lama membantu PB PBSI, mulai tahun 1967 hingga 2000.
Lebih jauh Singgih Gunarsa menjelaskan, pukulan Christian sebenarnya tidak indah. Memang, menurut Christian sendiri, ia tidak pernah memedulikan gaya, melainkan pada efektivitas pukulan untuk menghasilkan poin. Namun justru disitu kelebihan Christian dalam memanfaatkan intelegensianya.
Keunikan Christian
Selama karir bulutangkisnya, Christian Hadinata telah menjuarai berbagai kejuaraan bulutangkis, nasional maupun internasional. Uniknya, dia paling banyak memiliki pasangan sebagai pemain ganda. Lebih dari 10 pemain nasional bulutangkis Indonesia pernah menjadi pasangannya, bai k putra maupun putri, dan umumnya merebut juara.
Thomas Cup 1986 merupakan penampilan Christian yang terakhir, namun itu menjadi pengalaman yang tidak mengenakkan. Indonesia kalah dari Cina 3-2 setelah sempat unggul 2-1. Satu poin Indonesia diberikan oleh pasangan Christian/Hadibowo.
Sebagai pemain ganda , Christian pertama kali berpasangan dengan Ade Chandra di All England 1972, dan meraih juara pertama. Mereka menampilkan gaya yang berbeda, yakni permainan cepat dan smash bola potong di depan net yang mematikan. Di kejuaraan ini, Christian/Ade Chandra juga mendobrak gaya permainan Eropa yang terkenal indah dengan reli-reli panjang serta dropshot tajam. Karena itu, mereka mendapat kritik dari media Eropa karena dianggap merusak keindahan permainan.
Tinjauan psikologis merupakan aspek sentral yang dibahas dalam buku, dan perjalanan hidup dan karir Christian menjadi acuannya. Penerbit dimaksudkan untuk berbagi pengalaman, sekaligus dapat menjadi bahan pertimbangan bagi para atlet muda, khususnya olahraga bulutangkis. Terutama aspek-aspek psikologis yang perlu diperhatikan dalam meraih prestasi.
Aspek-aspek psikologis yang dibahas itu, misalnya, adalah motivasi dan sifat kompetitif yang luar biasa, 'Prinsip saya, kalau mau menggeluti sesuatu, saya tidak mau level nasional saja. Mesti harus mencapai prestasi yang tarafnya internasional. Di permainan ganda, motivasi saya harus nomor satu,' ujar Christian.
Lebih jauh dia mengatakan, 'Saya tidak peduli regu saya menang ataupun kalah. Saya harus dapat poin. Fisik sebaik apapun, bila mentalnya goyah tidak akan bisa main.'
Yang unik dari buku ini, meski dimaksudkan sebagai telaah psikologis atas Christian Hadinata sebagai pemain bulutangkis ganda kelas dunia, pembaca awam bisa mengambil manfaat. Terutama para pendidik atau orang tua.
'Baiknya buku ini dibaca sambil didiskusikan,' pesan Amran. (pr)