Berita > Artikel > Wawancara

Jones Jansen, Andalan Jerman Asal Indonesia

Senin, 23 Maret 2015 12:38:39
7470 klik
Oleh : admin
Kirim ke teman   Versi Cetak

  • Jones Jansen

  • Yoppy Rosimin, Mama & Jones

    ©PBDjarum.org

  • Tarun Kona, Sikki Reddy, Cisita & Jones

Tak banyak yang mengetahui jika dunia perbulutangkisan Jerman juga memiliki 'senjata andalan di nomor ganda campuran' yang datang langsung dari tanah air, yaitu dua bersaudara Cisita Jansen (24) dan Jones Jansen (22).

Duo kakak-beradik ini tercatat berada pada peringkat dunia 61 (versi BWF 2015) di nomor ganda campuran. Segudang prestasi di daratan Eropa dan negeri Jerman merupakan bukti kerja keras mereka yang berbuah manis, seperti pada saat menjuarai turnamen bulutangkis Turki Internasional 2014 silam dan baru-baru ini menjadi runner-up pada turnamen Rumania Internasional di bulan Maret tahun 2015.

Ditengah-tengah kesibukannya yang super padat, Jones bersedia menerima wawancara via email dari tim Blusukan.de untuk mengenal sosok atlet yang didapuk menjadi pemain terbaik PB Djarum tahun 2010 silam agar menginspirasi warga Indonesia yang berada di tanah air maupun yang berdomisili di Jerman, serta berbagi tips tentang strategi dia mulai dari merintis awal karirnya sampai ke level internasional seperti sekarang ini.

'Jones, Indonesia dulu selalu terkenal dengan olahraga Badminton di mata dunia. Namun sekarang ini popularitasnya kelihatan agak pudar. Boleh cerita apa yang menjadi latar belakang kamu memilih berkarir di dunia bulutangkis?'

'Latar belakang saya bermain bulutangkis sama seperti kakak saya (Cisita), yaitu berawal dari keluarga. Papa yang memperkenalkan kami kedalam dunia bulutangkis. Alhasil, karena Papa sangat menggemari olahraga ini dan secara rutin main bulutangkis, maka dari kecil kami sering diajak ke lapangan. Awal mulanya diajak ke lapangan sekedar melihat papa berolahraga sambil kami bermain diluar lapangan. Ini yang merupakan cikal bakal kami diperkenalkan dengan dunia bulutangkis.'

'Menarik sekali melihat peran serta orang tua yang sejak dini sudah mengarahkan kamu untuk menjadi atlet bulutangkis. Ketika masih di tanah air, sejak usia berapa resmi menekuni olahraga favorit rakyat Indonesia ini?'

'Seiring berjalannya waktu kami tertarik untuk bermain bulutangkis sehingga papa mendaftarkan kami ke klub bulutangkis di Kelapa Gading, Jakarta Utara yang kebetulan dekat dengan tempat tinggal kami. Inilah kali pertama kami berlatih bulutangkis secara resmi. Saat itu, saya berusia sekitar 3 atau 4 tahun dengan jadwal latihan teratur 2 sampai 3 kali dalam seminggu. Kemudian, sekitar umur 10 tahun saya mulai lebih berkonsentrasi ke dunia perbulutangkisan profesional dengan mengikuti beberapa turnamen. Pada umur 19 tahun di 2011 silam, jenjang karir perbulutangkisan saya berhenti di tanah air karena saya memutuskan untuk melanjutkan studi ke negeri Jerman.'

'Keputusan yang luar biasa berani '¦ khususnya setelah meniti karir selama hampir 16 tahun di tanah air dan tercatat sempat menjadi pemain terbaik PB Djarum tahun 2010. Mengapa akhirnya memutuskan pindah ke negeri 'der Panzer' yang dunia bulutangkisnya belum dikenal dunia?'

'Saya memutuskan untuk melanjutkan studi ke Jerman karena ingin mengikuti langkah kakak saya yang sudah lebih dahulu ke Jerman.
Alasan kepindahan saya ke Jerman, karena pada saat itu insting saya merasa dan juga melihat bahwa kesempatan untuk melanjutkan studi di Jerman akan lebih baik untuk masa depan saya kelak.
Pasalnya, selain mendapatkan kesempatan mengikuti turnamen Internasional yang lebih banyak, saya juga bisa bermain lebih sering di nomor ganda putra serta di nomor ganda campuran bersama kakak saya. Di Jerman, saya juga bermain di liga nasional dan saat ini berada dibawah naungan klub 1. BC Wipperfeld. Selain itu, saya juga bisa mendapatkan banyak hal baru, pengetahuan baru dan juga wawasan baru diluar kehidupan perbulutangkisan.'

'Perjalanan mencapai puncak tentunya bukan tanpa tantangan dan tentu saja dukungan dari banyak pihak. Apa yang menjadi tantangan/saingan terbesar buat kamu saat ini? Dan siapa saja pihak-pihak yang terlibat didalam pencapaian karir kamu sampai sekarang ini?'

'Wah ini pertanyaan yang sangat sulit dijawab ya. Tantangan sekaligus saingan terbesar bagi saya saat ini adalah diri saya sendiri. Dimana ditengah kesibukan di Uni saya harus bisa membagi waktu agar tetap bisa menyempatkan diri untuk tetap berlatih dan belajar. Selain itu, tentu saja teman berlatih saya pun merupakan salah satu saingan terbesar saya. Di lain sisi, dukungan orang tua, kakak, keluarga, pelatih, pengurus club, teman berlatih dan teman-teman diluar latihan menurut saya memiliki peran yang signifikan semua ya. Karena tanpa support mereka semua, mungkin saya tidak akan bisa melangkah sejauh ini. Namun terlepas dari semua itu '¦ menurut saya orang yang paling terlibat di pencapaian karir saya ini adalah adanya dukungan penuh dari kedua orang tua saya, kakak saya, keluarga dekat dan juga pelatih saya. Untuk itu saya ucapkan banyak terima kasih.'

'Dengan mengkoleksi berbagai kemenangan demi kemenangan dari berbagai turnamen Internasional dari tahun 2011 sampai 2015. Bagaimana tanggapan orang-orang terdekat kamu mengenai semua pencapaian ini?'

'Tanggapan orang-orang terdekat saya mengenai semua pencapaian ini sangat positif ya. Mereka sangat support dengan apa yang saya tekuni selama ini. Mereka bangga dengan pencapaian saya sejauh ini.
Kebanggaan orang-orang terdekat saya ini merupakan motivasi terkuat bagi saya untuk berusaha berbuat lebih dan lebih baik lagi.
Dan terlebih dari semua itu '¦. saya pun juga bangga dan bersyukur karena bisa memiliki orang-orang seperti mereka.'

'Untuk dapat berlaga di ajang turnamen internasional tentunya diperlukan talenta dan latihan keras yang konsisten. Selain dua hal tadi, apakah ada pelatih atau latihan khusus yang kamu peroleh selama meniti karir di dunia perbulutangkisan?'

'Untuk pelatih khusus awalnya menurut saya adalah dari papa ya. Papa melatih saya dan kakak saya (Cisita) pada saat kami mulai berkonsentrasi ke dunia perbulutangkisan profesional. Sekarang ini saya dan Cisita berlatih bersama tim nasional Jerman yang berlokasi di Mülheim an der Ruhr (untuk nomor putri) dan di Saarbrücken (untuk nomor putra). Di tempat kami masing-masing berlatih, tentu saja kami mempunyai pelatih khusus sampai latihan khusus yang diberikan untuk menunjang prestasi, bahkan tim nasional ini juga memiliki dokter khusus yang menangani masalah psikologis dan secara regular kedatangan dokter yang bertugas untuk memandu dan mengevaluasi panduan nutrisi para atlet. Selain itu, menurut saya latihan dengan tim nasional Jerman sudah merupakan latihan khusus. Sekarang ini saya juga mendapat sponsor berupa perlengkapan olah raga guna menunjang keperluan saya untuk bermain bulutangkis.'

'Melakoni peran ganda di lapangan bulutangkis dan di ruang kelas Uni merupakan seni tersendiri yang hanya dimiliki oleh atlet seperti kamu. Bagaimana kiat membagi waktu antara kuliah dan bulutangkis?'

'Cara membagi waktu ini awalnya susah namun seiring dengan berjalannya waktu saya bisa menyeimbangkan waktu antara kuliah dan juga bulutangkis. Saya harus membagi waktu dimana pagi sampai siang saya kuliah. Saat ini saya kuliah di FH HTW Saarland, dengan jurusan BWL (Betriebswirtschaftslehre) atau administrasi bisnis. Kemudian dilanjutkan dari sore sampai malam hari saya harus latihan bulutangkis bersama tim nasional putra Jerman di kota Saarbrücken.
Dengan jadwal yang ketat maka kuncinya adalah pengaturan waktu antara kuliah dengan bulutangkis harus dikemas sebaik mungkin sehingga keduanya bisa berjalan bersamaan. Prinsip saya'¦'¦.Dimana ada usaha disitu pasti ada jalan. Bener bukan?'

'Sangat Setuju!! Jones, selama 16 tahun berkarir di dunia perbulutangkisan, tentu kamu telah mengkoleksi trofi dan medali yang mungkin telah memenuhi ruangan dirumah. Boleh cerita berapa banyak penghargaan yang sudah dicapai sampai saat ini?'

'Ini juga pertanyaan yang sulit bagi saya ya. Saya tidak bisa memastikan sudah berapa banyak penghargaan yang sudah saya raih selama ini.
Menurut saya, yang paling penting adalah bukan seberapa banyak penghargaan yang sudah saya dapatkan, melainkan seberapa besar usaha saya untuk mencapai dan mendapatkan semua ini.'

'Setelah kurang lebih 3 tahun tinggal di Jerman tentunya kamu memiliki preferensi tersendiri tentang berbagai aspek kehidupan di negara dengan ekonomi terbesar di benua Eropa ini. Apa hal-hal yang paling kamu senangi dan tidak senangi di Jerman?'

'Banyak faktor yang saya senangi dan tidak senangi di jerman. Yang saya senangi adalah saya bisa bertemu dan berkenalan dengan banyak teman baru di dunia perbulutangkisan maupun di dunia perkuliahan. Selain itu, saya juga dapat mempelajari budaya-budaya dan kultur-kultur yang sama sekali baru.

Dan yang paling saya senangi adalah saya mendapatkan pengetahuan bagaimana cara orang hidup di negara yang maju ini dan mengapa Jerman bisa sangat maju.
Tentu saja ada yang saya tidak senangi'¦.namun harus saya jalani. Disini segala sesuatu harus diatur sendiri'¦harus mandiri'¦tidak bisa bergantung pada orang lain. Selain itu juga jauh dari keluarga.'

'Melihat tren positif yang mengesankan pada perolehan peringkat dunia di nomor ganda campuran versi BWF dalam selang waktu tak lama ini. Apa visi yang ingin kamu capai kelak didalam dunia perbulutangkisan?'

'Visi saya adalah selama masih bisa maka saya akan berusaha mencapai prestasi setinggi dan sebanyak mungkin. Berusaha dan berusaha sebaik mungkin. Setidaknya hasil yang sudah dicapai atau yang akan saya dapatkan kelak bisa saya ceritakan ke anak cucu saya.' :P

'Jones, terimakasih banyak atas waktu dan wawancaranya. Sukses selalu buat karir perbulutangkisan dan perkuliahan di Jerman. Semoga kelak menjadi juara dunia dan juara olimpiade.' (Desiree Tilarso/ Blusukan.de)

Contributed by: MR

Berita Wawancara Lainnya